Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.Com
# Pembangunan Bendungan Jragung Paket III
Pekerjaan Bangunan Pelengkap #
Pelaksanaan konstruksi Bendungan Jragung Paket III oleh PT. Brantas Abipraya – Pelita, KSO. Nilai kontrak yaitu sebesar Rp 735.902.416.192,-. Berdasarkan kontrak pembangunan bendungan ini terbit pada tanggal 16 September 2020, dan pekerjaan dimulai sesuai dengan SPMK tanggal 14 Oktober 2020 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2024.
Project Manager PT. Brantas Abipraya – Pelita, KSO., Erwin Dwiyanto, ST., menjelaskan lingkup pekerjaan Paket III meliputi ; pekerjaan Persiapan (continue),dan pekerjaan Jalan Akses yang terdiri dari Ruas Jalan Wonorejo-Candirejo (R1B), Ruas Jalan Candirejo-Jatirunggo (R2A), Ruas Jalan Jatirunggo – Sandaran Kanan Bendungan (R2B), Ruas Jalan Makam – Genangan (R1C). Selanjutnya, pekerjaan Bangunan Pengelak, pekerjaan Bangunan Pelimpah, pekerjaan Bangunan Pengambilan, pekerjaan Bangunan Fasilitas dan Penunjang, pekerjaan Relokasi Tower Sutet dan lain -lain.
Perubahan desain atau review desain dilakukan jika perlu, untuk menyesuaikan kondisi di lapangan. Review desain di Paket III terdiri dari galian Ruas Jalan R.2A, R.2B dan Jalan R.1C, dan review desain kemiringan galian tebing Bangunan Pengelak dari semula 1 : 0.8, berubah menjadi 1: 1. Selanjutnya, review desain kemiringan galian tebing Bangunan Pelimpah dari semula 1 : 0.8 berubah menjadi 1 : 1, dan review desain kemiringan galian tebing Bangunan Pengambilan dari semula 1: 0.8 berubah menjadi 1 :1. Berikutnya, review desain jarak Steel Rib support dari semula 1.2 meter, berubah menjadi 0,50 meter sampai dengan 1.50 meter tergantung kondisi geologi Tunnel.
Sementara itu, untuk mengantisipasi musim hujan, Erwin Dwiyanto menggunakan metode khusus yang diterapkan di lapangan, seperti yang disampaikan berikut ini ; “Metode yang digunakan agar progres tetap berjalan sesuai jadwal pada saat musim hujan, yaitu dengan pengaturan drainase permukaan dan penambahan jumlah pompa pada masing-masing lokasi kerja.Selain penambahan jumlah pompa,ada penambahan jumlah jam kerja untuk operator pompa. Adanya penambahan jam kerja lebih awal dan modifikasi jalan kerja di masing – masing lokasi kerja, sehingga akses material maupun akses menuju lokasi kerja bisa dilalui kendaraan tanpa terpengaruh cuaca. Selain hal tersebut, di lokasi pekerjaan galian terowongan dilaksanakan 2 shift (24 jam) untuk memaksimalkan pekerjaan.”
Selain masalah cuaca, lanjut Erwin Dwiyanto, tantangan lainnya yaitu pada pekerjaan galian Tunnel atau Terowongan. Berdasarkan investigasi geologi MASW, terdapat beberapa kantong air yang berada di atas galian terowongan. Dimana kondisi geologi dominan perselingan antara batu pasir tufa dan batu lempung, yang mempunyai struktur perlipatan sehingga mudah rapuh apabila terbuka terlalu lama. Adapun solusi untuk kondisi geologi tersebut, yakni galian terowongan dilaksanakan dengan 2 tahap (Upper & Lower), dan penambahan pekerjaan forepoling, safety shotcrete di face tunnel dan menyisakan galian sebagai counterweight di bagian tengah face tunnel,“ jelas Erwin Dwiyanto.
Metode kerja galian tanah terbuka dilaksanakan secara bertahap per 2 meter, dilanjutkan dengan proteksi tebing sebelum dilakukan galian berikutnya, jelasnya lagi. Kendala juga terdapat pada pekerjaan galian Bangunan Pelimpah, yaitu terdapat pergerakan tanah di lokasi Connection Channel bangunan pelimpah (Spillway), sehingga harus dilakukan review desain. Oleh sebab itu, pekerjaan galian tanah Spillway belum bisa dilaksanakan. Selain itu, ungkapnya, adanya material yang sulit diperoleh atau disuplai adalah material alam dan additive beton. Material alam yang sulit didapat adalah pasir cor dan material kelas S, dikarenakan kualitas material yang ada di lokasi terdekat dengan lokasi Bendungan Jragung tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Sehingga harus mencari alternatif lokasi lain, yang jaraknya cukup jauh yaitu di Muntilan, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Juga material relokasi Tower Sutet 500 KV untuk pekerjaan pondasi maupun tower, pelaksanaannya diangkut secara manual karena terkendala jalan akses yang sulit untuk dilalui menggunakan alat berat maupun mobilisasi.
Koordinator Teknik PT. Brantas Abipraya-Pelita,KSO., Ilham Bahtiar Pribadi, ST., menambahkan di waktu yang berbeda, “Terkait pekerjaan saluran pengelak sungai, terdiri dari saluran terbuka Inlet dan saluran tertutup berupa Tunnel atau Terowong pada bagian tengah, dan saluran terbuka pada Outlet. Panjang saluran terbuka yaitu saluran Inlet sepanjang 465 meter, dengan lebar atas 23 meter dan lebar bawah 7 meter. Sedangkan Tunnel berbentuk Tapal Kuda dengan lebar 6,6 meter sepanjang 380 meter, dan saluran Outlet sepanjang 470 meter dengan dimensi yang sama dengan Inlet.”
Pekerjaan galian Terowongan dilakukan dari 2 sisi, sambungnya, yaitu dari depan atau hulu yang saat ini penggalian mencapai 3,36 meter dan dari belakang atau hilir sudah mencapai 217 meter. Sisa pekerjaan galian terowongan yang ada sekarang (15 Februari 2023) ± 160 meter. Pekerjaan galian terowongan menggunakan Breaker Excavator dari hilir dan hulu. Kendala pekerjaan di Saluran Pengelak, yakni sekarang masih musim hujan sehingga terowongan masih terus berair dan kondisi geologis tidak menentu, harus ekstra hati-hati dalam penggalian. Sementara pekerjaan galian Bangunan Pelimpah atau Spillway, progres galian mencapai ±70% dan pekerjaan beton ±17,59 %. Di lokasi ini ada bagian yang mengalami keretakan tanah atau longsor, masih dalam proses investigasi geologis. [] Umi.S.
Baca juga : Majalah TEKNIK KONSTRUKSI – Pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang
Majalah TEKNIK KONSTRUKSI – Pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang
Baca juga : Pembangunan Bendungan Jragung Paket 1-Pekerjaan Main Dam Sisi Kiri
Pembangunan Bendungan Jragung Paket 1 – Pekerjaan Main Dam Sisi Kiri
Baca juga : Pembangunan Bendungan Jragung Paket II-Pekerjaan Main Dam Sisi Kanan
Pembangunan Bendungan Jragung Paket II – Pekerjaan Main Dam Sisi Kanan