Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.Com – Edisi Agustus 2022
*Pembangunan Bendungan Tamblang
Pertama di Asia Tenggara, Inti Bendungan Menggunakan Inti Aspal*
Pembangunan Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, ditargetkan rampung konstruksinya pada akhir tahun 2022 ini. Selama proses pelaksanaan proyek, mengalami perubahan desain pada Inti Bendungan yakni desain awal menggunakan Inti Clay dirubah menjadi Inti Aspal, merupakan metode teknik konstruksi Inti Bendungan yang pertamakali di Asia Tenggara.
Kepala SNVT (Kasatker) Pembangunan Bendungan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Komang Gde Putra Antara, ST, MT., menjelaskan ; “Bendungan Tamblang merupakan bendungan Tipe Rockfill / Urugan Batu. Maksud pembangunan Bendungan Tamblang adalah menambah cadangan air dalam waduk, untuk mengatasi kekeringan dan pengendalian banjir. Dengan tujuan, memenuhi Air Irigasi (Daerah Irigasi (D.I) Bungkulan dan D.I Bulian), dan manfaatnya untuk irigasi dengan mengairi lahan irigasi seluas 588 hektar, juga memenuhi kebutuhan Air Baku mencakup 510 liter / detik, serta untuk PLTM kapasitas 0,538 MW.”
Sesuai arahan Direktur Bendungan dan Danau, sambung Kasatker, serta rencana dari Menteri PUPR diharapkan akhir tahun 2022 sudah selesai pembangunan Bendungan Tamblang ini, dan bisa masuk tahap pengisian air atau impounding. Disamping itu, lahan untuk pembangunan Bendungan Tamblang seluas +/- 79 hektar sudah selesai dibebaskan. Sementara progress fisik Bendungan Tamblang, di awal Agustus 2022 sudah mencapai 82,66 %.
Beberapa studi atau kajian yang telah dilakukan berkaitan dengan Pembangunan Bendungan Tamblang, sebagi berikut : Pola Induk / Master Plan Pengembangan Sumber Daya Air Tahun 2000, Detail Desain Waduk Tamblang Tahun 2003, Reviu Desain Waduk Tamblang Tahun 2014, Studi LARAP Bendungan Tamblang Tahun 2015, Pemantapan Geologi dan Model Test Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng Tahun 2016, dan Studi AMDAL Waduk Tamblang Tahun 2017.
Lebih lanjut Komang Gde Putra Antara menjelaskan, dalam perjalanan proses pelaksanaan proyek ini, terjadi perubahan desain konstruksi Bendungan Tamblang pada Inti Bendungan. Semula menggunakan Inti Clay, dirubah menjadi Inti Aspal. Perubahan tersebut, memakan waktu yang cukup lama. Melibatkan tenaga expert luar negeri yang membantu proses perubahan dari Inti Clay ke Inti Aspal. Hal itu karena syarat Inti Aspal yang digunakan dengan penetrasi Bitumen 100 – 120, sedangkan penetrasi Bitumen 100-120 belum diproduksi di Indonesia. “Setelah dilakukan beberapa kali experimen dan pengujian hotmix, pada akhirnya disetujui menggunakan Inti Aspal dengan penetrasi Bitumen 60-70. Itu juga memakan waktu cukup lama, dalam perubahan Inti Aspal dengan syarat penetrasi Bitumen 60-70 tersebut,” ungkapnya.
PPK Bendungan Tamblang BWS Bali Penida, Wayan Andi Frederich Gunawan, ST, MT., menambahkan ; “Perubahan desain pada Inti Bendungan, yang semula menggunakan Inti Clay menjadi Inti Aspal karena ketersediaan Clay untuk supplay ke pembangunan bendungan-bendungan di Indonesia banyak kendala. Diantaranya, suplai Clay ke proyek Bendungan Tamblang ini kurang, atau tidak memenuhi spesifikasi dengan volume yang direncanakan. Oleh karena itu, dilakukan inovasi merubah dari Inti Clay menjadi Inti Aspal, yang juga digunakan di Bendungan Sidan.”
Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri dalam pelaksanaan proyek Bendungan Tamblang ini, ungkapnya, karena Inti Aspal untuk Inti Bendungan adalah yang pertama di Asia Tenggara. Sehingga ada keterbatasan informasi, untuk teknik konstruksi bendungan dengan Inti Aspal. Untuk itu, di proyek ini melibatkan expert dari luar negeri yang mempunyai pengalaman membangun bendungan dengan Inti Aspal. Perencanaannya melibatkan Mr. Wang dari China, dan untuk Supervisi oleh Mr.Vahid dari Norwegia. Sedangkan di lapangan ada Mr. Charlie, yang mempunyai pengalaman langsung untuk pelaksanaan bendungan dengan Inti Aspal. “Deposit material Clay untuk penggunaan Inti Clay, membutuhkan lahan. Sehingga, kendalanya membutuhkan waktu pada proses tahap pembebasan lahan. Lain halnya jika menggunakan Inti Aspal, menjadi terobosan dalam pembangunan bendungan karena tahapan proses pembebasan lahan tidak ada. Disamping itu, Inti Aspal produksinya bisa dilakukan di AMP ( Asphalt Mixing Plant). Oleh karena itu, keuntungan dari metode Inti Aspal secara waktu lebih cepat, jika dikomparasi langsung dengan Inti Clay atau Lempung. Diputuskan menggunakan Inti Aspal, karena kebutuhan volume Inti Clay lebih tinggi dibanding Inti Aspal, dan Inti Aspal sifatnya lebih kedap, juga secara biaya lebih murah, serta mereduksi masalah lingkungan di sekitar lokasi proyek pembangunan bendungan,” ujar PPK Bendungan Tamblang ini.
Dijelaskannya, saat ini pembangunan Bendungan Tamblang dengan menggunakan Inti Aspal sedang proses pelaksanaan, dan kini sudah mencapai ketinggian +/- 11 meter dari rencana Inti Aspal total setinggi 51,5 meter setebal 70 cm. Progres tersebut, sudah dapat persetujuan dari expert-nya. Bendungan Tamblang ini, menjadi salah satu dari beberapa bendungan yang sedang dibangun di Indonesia, yang ditargetkan selesai pada Desember 2022.
Pembangunan Bendungan Tamblang, dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana Utama PT. PP (Persero) Tbk – PT. Adi Jaya Lima Pradana (KSO). Tanggal SPMK 28 Desember 2018. Nilai kontrak awal Rp. 769. 567. 689. 000,- include PPn 10%. Selanjutnya, Addendum (VII) menjadi Rp.793.790.074.000,- Incld PPN. Sumber dana dari APBN Murni (Multi Years). Masa pelaksanaan 28 Desember 2018 sampai dengan 26 Desember 2022 (1460 hari).
Manajer Proyek Bendungan Tamblang PT. PP (Persero) Tbk – PT Adi Jaya Lima Pradana ( KSO), Hendrico , ST., menjelaskan : “Ruang lingkup pekerjaan kami meliputi : Pekerjaan persiapan, pekerjaan Main Dam, serta pekerjaan Spillway dari blok hulu sampai ke hilir merupakan Pelimpah Samping Tipe Ogee, dan Peredam Energi Spillway berupa Sky Jump. Kemudian, Terowongan Pengelak dengan panjang +/- 350 meter, diameter 4,5 meter. Selanjutnya, pekerjaan Tower Intake dengan Tipe Pengambilan dari Tower Intake setinggi +/- 56 meter, dengan desain terowongan nyambung ke arah Intake dengan tipe Tapal Kuda. Berikutnya, pekerjaan Jalan Inspeksi, pekerjaan Jalan Masuk, Fasilitas Umum, dan lain-lain.”
Lanjut Hendrico ; “Untuk pekerjaan timbunan Main Dam dengan volume 1,2 juta m³ mulai dari Inti Aspal, Filter, Random Tanah, Timbunan Batu, sampai dengan Rip-rap. Pekerjaan yang akan dan sedang dilaksanakan sudah memperhitungkan Aspek Teknik, Safety, Quality sesuai dengan RMK (Rencana Mutu Kerja-red), dan pelaksanaannya yang kami up date sesuai desain yang baru.”
Spesifikasi Teknis Main Dam sebagai berikut ; 1) Lebar Inti Aspal 0.7 m. 2) Lebar Filter Halus 2 m. 3) Lebar Filter Kasar 2 m. 4) Elevasi top darn +185,00 m. 5) Elevasi dasar sungai + 117,00 m. 6) Tinggi Dam dari dasar sungai 68,00m. 7) Tinggi dam dari dasar fondasi 70,00 m. 8) Lebar puncak 12,00 m. 9) Panjang puncak 230,00 m. 10) Kemiringan hulu 1: 2 Kemiringan hilir 1: 1.75.
“Terkait tantangan di lapangan, khususnya permasalahan utama terjadi pada perubahan dari Inti Lempung ke Inti Aspal pada Inti Bendungan. Namun, dengan adanya inovasi Inti Aspal tersebut, sampai dengan hari ini kami bisa beraktifitas mengejar progres di lapangan. Tantangan berikutnya, kami mengejar prestasi pekerjaan di lapangan dengan memperhitungkan kendala cuaca, yang pada umumnya terjadi pada pekerjaan timbunan bendungan,” ungkapnya.
Menurut Hendrico, pekerjaan timbunan harus segera selesai maksimal di bulan Oktober 2022, mengoptimalkan compact timbunan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Apabila pekerjaan timbunan lewat dari bulan Oktober, akan masuk musim hujan yang berpengaruh pada kualitas pemadatannya. “Sementara itu, pekerjaan Bendungan Tamblang ini efektif dilaksanakan selama 3 tahun, karena tahun pertama adanya proses pembebasan tanah seluas +/- 79 hektar, juga meru-pakan tantangan tersendiri,” ujarnya. Namun, lanjut Hendrico, hingga hari ini pembebasan lahan di area konstruksi dan di area genangan sudah selesai 100%, sehingga tidak merubah waktu pelaksanaan dari schedule awal. Harapan kami, dengan kondisi permasalahan yang ada dan masih adanya Pandemi Covid-19, kami tetap fokus pada rencana penyelesaian proyek di akhir tahun 2022 ini, sesuai dengan skedul pelaksanaan.
Team Leader Konsultan Supervisi Pembangunan Bendungan Tamblang, Ir. Erwan Surapati, M. Tech., menerangkan ; Tipe Bendungan Tamblang merupakan Urugan Batu, pada desain awalnya Inti Bendungan menggunakan material lempung kemudian diganti dengan Inti Aspal Beton. Hal itu karena kualitas dan kuantitas di daerah Borrow Area tidak memenuhi spesifikasi teknik, dan volume ketersediaan materialnya tidak memenuhi kebutuhan konstruksi.”
Konsultan Supervisi Pembangunan Bendungan Tamblang adalah PT. Mettana, PT. Vitraha Consindotama, PT. Hilmy Anugerah, PT. Adistya Darmastitya (KSO). Tanggal SPMK: 16 Oktober 2019. Nilai kontrak Rp.44.262. 320.000,- include PPn 10%. Selanjutnya, adanya Addendum III menjadi Rp. 46.489.796. 000,- include Ppn 10%. Tahun Anggaran: 2018 – 2022. Waktu pelaksanaan 1167 hari kalender.
Kemudian, sambung Erwan Surapati, berdasarkan hasil pembahasan bersama dengan Direktorat Bendungan dan Danau mengenai Inti Aspal Beton, pada awal bulan September 2020 Konsultan Supervisi melakukan studi kelayakan Inti Aspal Beton dari beberapa tinjauan aspek, yaitu biaya konstruksi, lamanya waktu konstruksi, keamanan bendungan, pengaruh iklim, dan dampak terhadap lingkungan pengguna air di hilir. Dari hasil studi kelayakan, disimpulkan aspek-aspek yang ditinjau lebih menjanjikan dibandingkan dengan material lempung. Selanjutnya, ditindak lanjuti ke tahap desain pada bulan Februari 2021, yang dilakukan oleh anak bangsa sebagai Inovasi Teknologi Alternatif untuk Bendungan Tipe Urugan Tanah atau Urugan Batu, yang merupakan pertama dibangun di Kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, karena desain Inti Aspal baru pertama di Indonesia, dilakukan diskusi dengan International Expert dari China yaitu Prof. Wang Weibiao, dan dari Norwegia Mr. Vahid Afsari yang merupakan anggota International Commission on Large Dam (ICOLD), dan pada awal bulan September 2021 desain Inti Aspal Beton Bendungan Tamblang disetujui untuk dilaksanakan.
Apakah ada kendala dalam proses perubahan desain tersebut ? “Dalam pelaksanaan pembangunan, ditemukan beberapa kendala. Antara lain, peralatan penghampar beton dan sejumlah peralatan laboratorium. Namun, semua kendala bisa diatasi, dengan cara memodifikasi beberapa peralatan yang dipergunakan oleh proyek-proyek Jalan Raya Indonesia, dan modifikasi tersebut juga dilakukan oleh anak bangsa,” jawab Team Leader Konsultan Supervisi Bendungan Tamblang ini.
Perubahan desain lainya, yaitu pada konstruksi bangunan Spillway, rencana akan ditinggikan guna menambah volume tampungan air waduk. Kemudian, pada Terowongan Pengelak jika ada peringatan dini banjir dari BMKG akan dilakukan early release melalui pipa outlet. Ini juga yang berdampak pada perubahan kapasitas Mikro Hydro, yang awalnya berkapasitas 0,4 MW menjadi 0,538 MW.
Keunikan lainnya di proyek ini, pada lahan Bendungan Tamblang sebelumnya terdapat terowongan kuno. Ketika hal tersebut ditanyakan oleh TEKNIK KONSTRUKSI kepada Team Leader Konsultan Supervisi, dijelaskan : “Memang ditemukan terowongan kuno pada saat penggalian tubuh bendungan. Terowongan tersebut, sudah didiskusikan dengan pihak terkait, seperti Balai Arkeologi dan lain-lain. Disepakati, terowongan kuno yang ada di tubuh bendungan dibongkar dan dicor dengan beton K225, agar tidak terjadi rembesan melalui tubuh bendungan. Namun, untuk terowongan kuno di luar tubuh bendungan tidak dibongkar. Masyarakat dan tokoh masyarakat setuju, dan berterimakasih kepada proyek karena mewujutkan cita-cita dari leluhur abad 11 untuk mengairi daerah irigasi di hilir bendungan. Diharapkan, Bendungan Tamblang menjadi Proyek Percontohan untuk pembangunan bendungan lain di Indonesia. Bendungan Inti Aspal Beton menjadi relatif murah, cepat dalam pelaksanaan, tahan terhadap penuaan (keausan), good selfhealing, ramah lingkungan, lebih kedap air dengan koefisien permeabilitas mencapai 10¯¹² cm/dtk, lebih aman dari gempa, dibanding dengan bendungan Inti Lempung.” [] Umi.S
Video selengkapnya bisa dilihat di YouTube Majalah TEKNIK KONSTRUKSI