Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.Com – Edisi April 2022
Pembangunan Bendungan Leuwikeris
Rencana Akan Berlanjut di Paket 6
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy. Proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris, merupakan salah satu Program Strategis Nasional Bidang Sumber Daya Air, yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 109 Tahun 2020. Bendungan ini rencana mampu menampung air 81 juta m³, untuk mensuplai irigasi seluas 11.216 hektar di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Cilacap. Proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris mengalami banyak hambatan dan tantangan selama pelaksanaan proyek. Khususnya, kondisi geologi yang mengakibatkan terjadinya longsoran, sehingga menghambat progres penyelesaian proyek yang direncanakan.
Secara administratif, lokasi Bendungan Leuwikeris berada pada dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Di kiri aliran Sungai Citanduy masuk wilayah Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Sedangkan di kanan aliran Sungai Citanduy masuk wilayah Desa Ancol, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, Bambang Hidayah, ME. , menjelaskan ; “Keberadaan Bendungan Leuwikeris nantinya akan menyimpan cadangan air, yang dapat digunakan disaat musim kemarau dan mencegah banjir dengan mereduksi banjir sebesar 11,7 %, dari 509,7 m3/det menjadi 450 m3/det. Disamping itu, dapat bermanfaat menahan sedimentasi yang merusak sehingga dapat mencegah pembuangan bahan yang berbahaya dan kontaminasi yang ada.”
Manfaat lainnya dari sarana infrastruktur Bendungan Leuwikeris adalah Jalan Akses dari Quarry Gunung Pengajar ke lokasi bendungan. Jika pembangunan bendungan selesai, akan menjadi fasilitas umum sarana penghubung perkampungan di sekitar Kecamatan Karangjaya dan Kecamatan Cineam ke Jalan Kabupaten, sehingga akan meningkatkan kondisi sosial dan perekonomian di sana. “Harapan saya, Bendungan atau Waduk Leuwikeris dapat bermanfaat bagi masyarakat yang berada di wilayah Sungai Citanduy umumnya dan masyarakat yang ada di Kabupaten Ciamis, Kabupaten / Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar serta Kabupaten Pangandaran khususnya,” harap Kepala Balai (Kabalai) Bambang Hidayah.
Sebagaimana kita ketahui, lanjut Kabalai, bahwa manfaat Bendungan Leuwikeris ini diantaranya ; Pertama, sebagai pasokan air untuk daerah irigasi seluas 11.216 hektar (Ha), yang meliputi D I Lakbok Utara dan Lakbok Selatan di Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Kedua, sebagai pasokan air baku sebesar 845 lt/dt untuk Kota Banjar, Kabupaten Tasik dan Kabupaten Ciamis. Pasokan air baku ini diperlukan sebagai air domestik untuk kebutuhan rumah tangga seperti air untuk air bersih, mandi, mencuci dan air non domestik seperti untuk keperluan industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, perkantoran dan tempat komersil / umum lainnya. Ketiga, pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 2 x 10 MW yang bisa dinikmati masyarakat di Kabupaten Ciamis, Kabupaten / Kota Tasikmalaya, Kota Banjar. Keempat, sebagai pengendalian Banjir dan Sedimen. Kelima, sebagai Objek Wisata atau Rekreasi. Bendungan atau Waduk ini, juga akan menjadi tempat rekreasi wisata air sebagai sarana olahraga air seperti Ski, dan Dayung.
# Tantangan Pelaksanaan Proyek Bendungan Leuwikeris #
Kabalai Bambang Hidayah mengungkapkan ; “Saya selalu memonitor dan mengevaluasi progres pekerjaan Paket 1 dan 4 , agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan segala kendala atau permasalahan segera dibahas bersama dan dicari solusinya. Contohnya, pekerjaan Paket 1 yaitu River Closure atau Pengelakan Sungai Citanduy mengalami keterlambatan 2 – 3 bulan karena menunggu pekerjaan Paket 5 yaitu Tunnel Concrete selesai. Pada saat pengecoran Tunnel tersebut, terjadi runtuhan atau longsoran tanah diatas Tunnel, dan baru bisa diselesaikan akhir bulan Oktober 2022. Selain itu, untuk Borrow Area di Gunung Pangajar pelaksanaan peledakannya tertunda karena masalah sosial yang selalu muncul, yaitu protes atau aksi masyarakat yang dipelopori LSM, dengan dalih aspirasi masyarakat yang harus dipenuhi. Namun, akhirnya semua kendala bisa dilewati dengan bantuan Korem, Dandim, Polisi, Aparat Penegak Hukum yang tergabung dalam Forkopimda.”
Lanjut Kabalai, dikarenakan River Closure mengalami keterlambatan sehingga penyelesaian kegiatan pada lantai Olak Spillway di Paket 4 juga mengalami keterlambatan, karena menunggu Sungai Citanduy di muara Kolam Olak Spillway kering. Namun, semua kendala yang terjadi kami lakukan evaluasi bersama , untuk mencari rencana aksi penyelesaian Paket 1 dan Paket 4 sesuai waktu yang diharapkan. Pada akhirnya, pekerjaan di Paket 4 dapat diselesaikan pada bulan Maret 2022. Sementara Paket 1 harus bekerja keras menyelesaikan pekerjaan secepatnya, dengan menambah jam kerja, alat, dan pekerja sehingga program lanjutan Paket 6 yaitu paket tambahan atau lanjutan pekerjaan urugan bendungan utama dapat diselesaikan di pertengahan 2023 yang dilanjutkan dengan impounding.
Kasatker Pembangunan Bendungan BBWS Citanduy, Budi Prasetyo, ST, MT. , mengungkapkan di waktu yang berbeda ; “Di Paket 1 masih ada pekerjaan timbunan tubuh bendungan yang belum selesai. Awalnya, anggaran biaya untuk pekerjaan ketinggian Tubuh Bendungan hingga level + 157. Namun, dana yang ada terpakai untuk pekerjaan memperbaiki longsoran pada area hulu dan hilir Main Dam, serta perbaikan pondasi bendungan. Pondasi bendungan utama, yang awalnya Grouting ternyata tidak efektif karena kondisi geologi yang berbeda dengan desain awal. Sehingga terjadi perubahan desain, yaitu menggunakan metode Diafragma Wall.”
Berikutnya, sambung Budi Prasetyo, pekerjaan tubuh bendungan Paket 1 hanya bisa sampai di level + 100, dan untuk melanjutkan pekerjaan tubuh bendungan dari level + 100 ke level +157 yaitu rencana di Paket 6, yang akan ditenderkan pada bulan Mei 2022. Oleh karena itu, pekerjaan di Paket 1 harus selesai di bulan Juli 2022, sehingga di bulan Agustus 2022 pekerjaan Paket 6 bisa mulai dilaksanakan.
PPK Pembangunan Bendungan Leuwikeris, Hendra Utama, ST, MT., menjelaskan ; ”Pembangunan Bendungan Leuwikeris dibagi dalam lima paket. Antara lain ; Paket 1 dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan-PT Bahagia Bangun Nusa (KSO), mengerjakan konstruksi tubuh bendungan utama /main dam dan fasilitas umum, total nilai kontrak Rp 867 miliar. Pekerjaan di Paket 2 dilaksanakan oleh PT Waskita Karya – PT Adhi Karya (KSO) mengerjakan Bangunan Pelimpah (Spillway), Hidromekanikal dan Elektrikal, Bangunan Pengelak, JalanAkses, Saluran U-dith, total nilai kontrak Rp 461,8 miliar.”
Berikutnya, lanjut Hendra Utama, pekerjaan Paket 3 dikerjakan oleh PT Hutama Karya melaksanakan pekerjaan Galian Terowongan Pengelak (tunnel divertion) dan pembangunan Jalan Akses, total senilai Rp 385,2 miliar. Pekerjaan di Paket 4 yakni pekerjaan Plugging Terowongan Pengelak, dan Pembetonan Spillway, dan pekerjaaan Electrical serta Hydromechanical, Instrumentasi, Jalan Akses, serta peralatan penunjang Operasi dan Pemelirahaan, total nilai kontrak Rp 804,3 miliar, yang dilaksanakan oleh PT Waskita Karya – PT Hutama Karya- PT Basuki Rahmanta Putra (KSO). Pekerjaan di Paket 5 dilaksanakan oleh PT Waskita Karya – PT Adhi Karya (KSO) mencakup pekerjaan Terowongan Pengelak, Bangunan Pengambilan, Hidromekanikal, dan Jembatan Cikembang , total nilai kontrak Rp 289,7 miliar. Sedangkan Konsultan Supervisi/Pengawasan oleh PT Virama Karya dan PT Catur Bina Guna Persada ( KSO), total nilai kontrak sebesar Rp 49,8 miliar. Juga penyedia jasa Supervisi Lanjutan oleh PT Sarana Bhuana Jaya – PT Virama Karya – PT Rencana Ciptakan Mandiri (KSO), senilai Rp 6,9 miliar.
“Pekerjaan di Paket 5 yang paling krusial yakni pekerjaan Terowongan Pengelak, yang berfungsi untuk Pengalihan Sungai. Hal itu berkaitan dengan pekerjaan galian dan timbunan Bendungan Utama di Paket 1, yang bisa dikerjakan jika sudah dilakukan Pengelakan atau Pengalihan Sungai terlebih dahulu,” ungkap Hendra Utama. Sementara itu, lanjutnya, ada beberapa kendala pada pekerjaan Terowongan Pengelak yaitu masalah kondisi geologi yang mengakibatkan terjadinya longsoran. Solusinya, menggunakan Metode Payung yakni dengan melakukan penyumbatan di bagian atas serta diberi perkuatan lagi agar tidak terjadi longsoran, dan dilakukan pembetonan. Prinsip Metode Payung adalah supaya air tidak bisa turun. Pada pekerjaan Terowongan Pengelak ada 5 titik yang mengalami longsoran, yang berakibat pekerjaan Pengalihan Sungai terlambat +/- 3 bulan. Namun, saat ini pekerjaan di Paket 2, Paket 3, dan Paket 5 sudah selesai 100%.[]US
Baca juga : Pembangunan Bendungan Leuwikeris Paket 1 dan 4