Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.com -Edisi Juli 2021
Provinsi Sumatera Selatan melalui Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, mendapat kesempatan mengawal pembangunan bendungan, yang berlokasi di Desa Sukabumi,Kecamatan Tiga Dihaji. Bendungan tersebut diberi nama Bendungan Tiga Dihaji berfungsi sebagai bendungan multi purpose, untuk memberi suplesi lahan irigasi seluas 18.219 hektar,dan menghasilkan sumber energi listrik/PLTA ± 40 MW. Juga untuk budidaya perikanan, air baku, dan tempat wisata. Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji menelan biaya konstruksi lebih dari Rp 3,7 triliun, berasal dari dana APBN dan termasuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sumatera Selatan. Bendungan Tiga Dihaji adalah bendungan yang pertama di provinsi tersebut, nantinya akan menambah keandalan Daerah Irigasi Komering untuk lahan perta-nian seluas 18.219 hektar. Dengan harapan, hasil pertanian dari Provinsi Sumatera Selatan akan terus terjaga sepanjang tahun,karena mendapat aliran air yang baik dari Bendungan Tiga Dihaji.
Sementara kegiatan infrastruktur di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, dijelaskan oleh Ir. Birendrajana, MT. – Kepala (Kabalai) BBWS Sumatera VIII, Ditjen SDA, Kementerian PUPR : “Wilayah kerja kami di Wilayah Sungai (WS) Musi,Sugihan,Banyuasin,Lemau (MSBL) di Sumatera Selatan(Sumsel). Selain di Sumsel, wilayah kerja kami sebagian di Jambi, sebagian Bengkulu, dan sebagian lagi di Lampung. Sedangkan aspek-aspek pengelolaannya terdiri dari, Konservasi Sumber Daya Air(SDA),Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air.” Kegiatan Konservasi SDA yang sedang berlangsung saat ini, lanjut Kabalai, yaitu proyek pembangunan Bendungan Tiga Dihaji yang direncanakan selesai tahun 2023. Kemudian, pekerjaan Embung di Kabupaten Ogan Ilir dan pekerjaan Embung di Kampus Universitas Sriwijaya, yang pada tahun ini sele-sai. Sementara bidang Pendayagunaan Sumber Daya Air, meliputi pekerjaan irigasi, rawa, dan air baku. Semua kegiatan ter-sebut berlokasi di Sumsel. Juga ada pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Rawa Pasut D.I.R Karang Agung Tengah di Kabupaten Musi Banyuasin. Pendayagunaan Sumber Daya Air (SDA) paling besar di BBWS Sumatera VIII adalah irigasi dan rawa.
Salah satu pengembangan rawa yang besar adalah di Sumsel. Selain itu, kegiatan Pengendalian Daya Rusak Air di Kota Palembang di Sungai Sekanak Lambidaro dan Sungai Bendung. Juga Sungai Musi di Kabupaten Musi Banyuasin di Desa Bailangu dan Sungai Kelekar di Kota Prabumulih. Kegiatan infrastruktur BBWS Sumatera VIII selain pembangunan baru, juga rehabi-litasi. Salah satunya pekerjaan irigasi, ada pembangunan baru maupun rehabilitasi. Kegiatan rehabilitasi jaringan iriga-si sebagian di irigasi permukaan dan sebagian di irigasi rawa. Selain itu, pekerjaan air baku di Kota Palembang yaitu pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Sistem Gandus. “Pekerjaan irigasi berikutnya adalah Komering Irrigation Project di Oku Timur (Ogan Komering Ulu Timur )dan Oki (Ogan Komering Ilir ). Di lokasi tersebut, merupakan pembangunan baru yaitu Irigasi Lempuing. Komering Irrigation Project Phase 3 mulai dari Bendung Perjaya, berlanjut ke Belitang. Ada penambahan kapasitas, dengan cara meninggikan saluran, bukan melebarkan karena kanan dan kiri saluran adalah jalan,” ungkap Kabalai.
Ditambahkan Aldila Miralti, ST, MT. – Sub Koordinator Pengendalian Pelaksanaan Irigasi dan Rawa BBWS Sumatera VIII, bahwa Daerah Irigasi (D.I)Komering merupakan D.I terbesar di Sumsel dengan luas layanan 125.000 hektar, berdasarkan Permen PUPR N0.14 Tahun 2015. Sedangkan daerah irigasi rawa terbesar yakni D.I Rawa Sugihan Kiri, yang terletak di Kabupaten Banyuasin seluas 34.600 hektar.
Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Sumatera VIII,Lukman Hakim, ST, MT., mengatakan bahawa proyek yang strategis di Sumatera Selatan saat ini adalah proyek pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Kabupaten Oku Selatan, sekitar 8 jam perjalanan darat, atau jaraknya lebih dari 300 km dari Kota Palembang. Sehubungan dengan kendala selama pelaksanaan proyek Bendungan Tiga Dihaji, menurutnya saat ini masih dalam proses pembebasan lahan untuk jalan akses menuju lokasi proyek bendungan.Juga proses pembebasan lahan Borrow dan Quarry. Selama proses pembebasan jalan akses, untuk sementara menggunakan jalan eksisting yaitu jalan desa. Namun, volume dan aktivitas pekerjaan semakin meningkat, sehingga jalan desa tersebut tidak sanggup lagi melayani. Di lokasi tersebut, rencana akan dibangun jalan akses baru, yang nantinya jalan baru itu akan memenuhi kebutuhan melayani mobilitas pekerjaan di proyek, dan diagendakan tahun ini pelaksanaan pembebasan tanahnya.
Terkait dengan pembebasan lahan juga diungkapkan Rivadavia R.Putra, ST. – PPK Bendungan I BBWS Sumatera VIII, yang akrab disapa David ini, bahwa lahan di lokasi bendungan dan genangan semuanya sudah bebas. Lahan yang sekarang masih dalam proses pembebasan adalah lahan Jalan Akses baru menuju bendungan, serta lahan Quarry dan Borrow. Mengenai lahan Quarry dan Borrow tersebut, sudah dilaksanakan penentuan lokasinya dan sedang proses pembebasan lahannya. Sekarang masih dalam studi Larap, serta menunggu proses pengadaan tanah kepada warga yang lahannya dibebaskan. Lokasi lahan Quarry berjarak sekitar 10 km dari Dam Site. Sementara itu, pekerjaan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji terdiri atas 4 paket. “PPK Bendungan I bertanggung jawab atas pekerjaan Paket 1 dan Paket 2. Sedangkan pekerjaan Paket 3 dan Paket 4 menjadi tanggung jawab PPK Bendungan II, yang ditugaskan kepada Fungky Pramana, ST. ,“ ujar David.
Berdasarkan evaluasi sementara konsultan supervisi dan kontraktor di lapangan, sambung Lukman Hakim, kami mengusulkan untuk memanfaatkan material random yang lebih banyak di lokasi proyek. Urugan batu atau rockfill dikombinasikan dengan urugan random, guna memanfaatkan material yang ada. “Saat ini masih dalam proses pengumpulan data, dengan pengeboran di lapangan dan uji laboratorium ke Bandung. Hasilnya akan kami laporkan ke Balai Teknik Bendungan dan Komisi Keamanan Bendungan. Dalam memutuskan perubahan-perubahan,kami konsultasi lebih dulu dengan berbagai pihak tersebut,” ujar Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Sumatera VIII ini.
Hal senada disampaikan PPK Perencanaan BBWS Sumatera VIII, Novril,ST. ; “Kemungkinan ada rencana memanfaatkan material random, yang ada di lokasi proyek. Namun, saat ini masih dalam pengumpulan data dan memerlukan diskusi yang lebih detail. Sementara masalah pembebasan lahan Borrow dan Quarry prosesnya juga membutuhkan waktu, karena harus ada izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), terkait hutan lindung serta menunggu Amdal yang dalam waktu dekat diperkirakan selesai bulan November 2021.”
Baca juga : Proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji
Kontraktor Pelaksana Paket 1,2,3 dan 4