Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.Com – Project Manager PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk – PT. Andesmont Sakti, KSO., Budi Setiyono, ST, menjelaskan ; “Tanda tangan kontrak proyek Pembangunan Bendungan Randugunting pada 8 November 2018 dan akhir kontrak pada 7 November 2022, dengan nilai kontrak Rp 858.798.433.000,00. Lingkup pekerjaan meliputi; Bendungan Utama, Bangunan Pengelak, Bangunan Pelimpah atau Spillway, Bangunan Pengambilan, Hidromekanikal. Juga ada pekerjaan pengalihan jalan atau Relokasi Jalan. Ada jalan desa yang terendam, sehingga dilakukan pengalihan jalan yang ditempatkan di lokasi yang aman dari genangan tersebut, berupa Jembatan Beton. Pekerjaan lainnya, yaitu bangunan Fasilitas Umum yang mengadopsi kearifan lokal.”
Sementara itu, lanjutnya, progress fisik per 22 Januari 2021 sebesar 52,067% meliputi pekerjaan Bangunan Pengelak berupa conduit open cut yang sudah selesai 100%. Kemudian pekerjaan Spillway yang saat ini masih tahap proses pekerjaan dengan progress sekitar 52%. Lokasi Spillway berada di samping Main Dam, dan pekerjaan Spillway berjalan lancar, karena pada saat mulai mengerjakan Spillway lahannya sudah bebas. Sehingga bisa parallel dengan pekerjaan bendungan. Sedangkan pekerjaan Relokasi Jalan atau Jembatan Beton saat ini progres fisik sekitar 55%. Berikutnya, pekerjaan Bendungan Utama dengan progres sekitar 42%. Sementara pekerjaan fisik Fasum sekitar 63%.
Menurut Budi Setiyono, material timbunan tidak ada masalah karena dapat diperoleh di sekitar bendungan, dan masih menggunakan borrow di sekitar lokasi genangan. Dimana material random masih memenuhi volumenya, kecuali unutuk material seperti pasir, filter, batu atau rip-rap mengambil dari luar lokasi bendungan. Diperlukan total volume timbunan 558.000 m3, untuk semua jenis material.
“Selama pelaksanaan proyek secara teknis tidak ada masalah, karena kami melakukan cek kembali dengan penyesuaian antara gambar kontrak, item pekerjaan dengan kontrak, juga dengan kondisi lapangan. Hal tersebut tidak berpengaruh terhadap biaya, karena berupa pekerjaan tambah kurang saja terkait quantity. Terutama pekerjaan Bendungan Utama masih sesuai desain, termasuk untuk pondasinya,” ujarnya.
Dalam mengejar progres, masalah yang terjadi di lapangan yang lebih menyita adalah masalah pandemi, lanjut Budi, karena kami bekerja harus ekstra hati-hati dengan memenuhi protokol kesehatan. Sementara penambahan tenaga kerja, sebelum musim hujan sudah kami lakukan hingga 250 orang. Juga dengan penambahan alat berat hingga 80 unit, dengan berbagai jenis alat berat. Hal tersebut, untuk membuka dan mengerjakan lokasi yang sudah siap untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, kami bisa berproduksi lebih cepat.[]Us.