majalahteknikkonstruksi.com – Surakarta
Menteri Pekerjaan Umum Indonesia Ir. Dody Hanggodo, M.P.E., didampingi Direktur Jenderal Bina Marga, Ir. Rachman Arief Dienaputra, M.Eng., Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Khusairi, S.T, M.Eng. , dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Maryadi Utama, S.T., M.Si., mengunjungi lokasi pembangunan Underpass Joglo di Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu 16 November 2024. Proyek Strategi Nasional ini progresnya kini mencapai 87 persen , yang dirancang untuk mengatasi kemacetan di Simpang Joglo yang sering terhambat oleh perlintasan kereta api dan pertemuan beberapa ruas jalan utama.
“Kami optimis proyek ini selesai sesuai target dan akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Surakarta. Ini tidak hanya soal kelancaran lalu lintas, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan sosial,” ucap Dody Hanggodo dalam keterangan pers . Lanjutnya ; “Ruas ini nantinya akan menjadi traffic utama, tentu akan berdampak pada perekonomian.Jadi tidak hanya dampak teknis yang diperhatikan tetapi juga sosial ekonomi.”
Proyek ini dikelola oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga. Menteri Dody memastikan bahwa pembangunan ini akan selesai sesuai jadwal kontrak, yakni pada 20 Desember 2024. Menurut Menteri Dody, dengan panjang total 1.025 meter termasuk struktur underpass sepanjang 450 meter dan lebar 18,3 meter, underpass ini menghubungkan tujuh ruas jalan strategis seperti Jalan Sumpah Pemuda dan Jalan Solo-Purwodadi. Proyek ini merepresentasikan modernisasi infrastruktur tanpa melupakan budaya lokal.
Dengan anggaran biaya sebesar Rp 284,7 miliar dari APBN, proyek ini diharapkan dapat mengurangi waktu tempuh kendaraan dari 5,12 menit menjadi hanya 0,6 menit. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Khusairi, S.T, M.Eng., menjelaskan bahwa kecepatan kendaraan meningkat dari 15 km/jam menjadi 50 km/jam, menghemat biaya operasional hingga Rp3,27 juta per jam. Proyek ini juga diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. [] Nur.