Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.COM – Edisi Desember 2023
*PEMBANGUNAN BENDUNGAN AMERORO PAKET 1*
Progres pekerjaan Paket 1, dijelaskan PPK Bendungan II BWS Sulawesi IV, Ryan Rizaldi Oemar, ST, M.Eng., ”Pekerjaan di lapangan telah mengikuti jadwal penyelesaian proyek dan upaya percepatan tetap dilaksanakan, untuk memastikan seluruh item pekerjaan telah selesai dilaksanakan.”
Namun, sambungnya, terdapat penambahan waktu penyelesaian proyek untuk mengakomodir rekomendasi Komisi Keamanan Bendungan, dalam menjamin kualitas pekerjaan timbunan Bendungan Utama yakni berupa penyesuaian capaian layer timbunan inti per hari, untuk menjaga rasio tekanan air pori yang diizinkan pada timbunan Inti Bendungan Utama. Penambahan waktu penyelesaian proyek dilakukan sampai dengan tanggal 26 Desember 2023. ”Selama pelaksanaan pembangunan Bendungan Ameroro terdapat beberapa tantangan, tetapi masih dapat diselesaikan dengan baik. Tantangan terbesar yang kami hadapi selama masa pelaksanaan, ialah produktifitas timbunan Bendungan Utama serta persoalan sosial pengadaan lahan area pembangunan Bendungan Ameroro,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan capaian produktifitas timbunan Bendungan Utama, jelas Ryan, dilakukan penambahan sejumlah kendaraan Dumptruck dan alat berat. Juga menambah jumlah jam kerja, dengan menerapkan jam lembur. Selain itu, terus dilakukan sosialisasi dan koordinasi bersama masyarakat terdampak, khusus terkait permasalahan sosial pengadaan lahan. Sehingga, pembangunan Bendungan Ameroro tetap terus bisa berjalan lancar sampai dengan saat ini.
Project Manager Paket 1 PT. Wijaya Karya – Basuki Rahmanta Putra – Sumber Cahaya Agung, KSO., Eko Supriyono, ST., mengatakan, ”Sisa pekerjaan yang sedang berjalan dipaket ini, antara lain pekerjaan timbunan MainDam simultan pekerjaan Puncak Bendungan dan pekerjaan Landscape.”
Lingkup Pekerjaan Paket 1, meliputi pekerjaan Jalan Akses Segmen IV, pekerjaan Bangunan Pengelak, pekerjaan Bendungan Utama dan pekerjaan Bangunan Pengambilan. Tipe Bendungan Utama adalah Tipe Zonal Urugan Batu Inti Tegak. Tinggi dari dasar galian 82 meter, panjang puncak total 292 meter, dan lebar puncak bendungan 12 meter. Progres Paket I di bulan Oktober 2023 total mencapai 89.98%. Meliputi, pekerjaan Jalan Akses Segmen IV sepanjang 1,3 km mencapai 98,94%. Kemudian, pekerjaan Bangunan Pengelak mencapai 98,88%, pekerjaan Bangunan Pengambilan 84,10%, pekerjaan Bendungan Utama 92,60%, dan pekerjaan Gardu Pandang mencapai 98,78%.
Sementara itu, kendala dalam pelaksanaan proyek di Paket 1 ini, Eko mengungkapkan, ”Kendala sosial yang dialami pada lokasi pengambilan material batu dan material clay. Hal itu, karena quarry material timbunan batu berjarak 35 km dari lokasi bendungan Ameroro, yakni di Desa Unggulino. Jalan akses hauling tersebut, terdiri dari 20 km Jalan Provinsi dan 15 km Jalan Nasional. Pada ruas jalan provinsi sering terjadi demo dan pemalangan jalan akses hauling, menimbulkan isu kerusakan jalan, debu, dan keselamatan berkendara.”
Tindakan kami sebagai kontraktor, tegasnya, sudah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan para aparat setempat, untuk mendiskusikan penanganan terkait isu (kerusakan jalan, debu, dan keselamatan berkendara) tersebut. Sudah ditunjuk flagman untuk mengatur jalan akses, penyesuaian muatan, penyiraman sepanjang jalan, dan CSR. Adapun masalah material clay, yakni material clay diambil dari area genangan dengan jarak 1 km. Padahal area tersebut termasuk dalam IPPKH, yang sudah dimiliki oleh BWS Sulawesi IV. Namun, para penggarap tanaman produksi yang ada disana, menuntut ganti rugi terhadap tanaman yang sudah digusur oleh kontraktor. “Dengan segala kendala yang terjadi di lapangan, untuk mengejar progres fisik maka dilakukan metode kerja simultan, antara pekerjaan satu dengan yang lain yang tidak saling berhubungan, serta melakukan penambahan sumber daya, baik alat, material, atau manusia, sesuai dengan kebutuhan lapangan.Juga dilakukan pekerjaan dengan sistem 2 shift, untuk percepatan penyelesaian pekerjaan,” ungkap Eko.
Pekerjaan di Paket 1 ini, jelasnya, ada pekerjaan tambah berupa proteksi lereng dengan metode Hydroseeding. Metode hydroseeding adalah metode penyemprotan bibit tanaman, dengan tekanan ke permukaan slope lereng yang sudah ditutupi geomat maupun jerami. Kelebihan metode ini, sangat efektif digunakan pada kondisi slope dengan litologi tanah dan mudah tumbuh.
Pekerjaan tambah berikutnya, adalah pekerjaan Beton Dental. Pada saat realisasi galian Main Dam, kondisinya tidak sesuai dengan kondisi perencanaan, yang seharusnya sudah ditemukan kelab batuan keras (CM). Namun, di lapangan masih kelas D (tanah). Sehingga perlu treatment tambahan dengan Beton Dental K-125. Selanjutnya, pekerjaan tambah berupa pekerjaan Gardu Pandang dan Landscape yaitu pekerjaan pembuatan gardu pandang,taman, dan penanaman pohon-pohon.
[]Umi.S.
Baca juga : Pembangunan Bendungan Ameroro Kab. Konawe, Prov. Sulawesi Tenggara
Pembangunan Bendungan Ameroro Kab. Konawe, Prov. Sulawesi Tenggara
Baca juga : Pembangunan Bendungan Ameroro Paket 2