Majalah Teknik Konstruksi.Com – 20 Oktober 2023
*Pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang*
*Infrastruktur Penunjang KEK Tanjung Lesung*
Jalan Tol Serang – Panimbang memiliki total panjang 83,67 Km, terdiri dari 3 (tiga) Seksi yaitu : 1) Seksi 1 Serang – Rangkasbitung sepanjang 26,5 Km. 2) Seksi 2 Rangkasbitung – Cileles sepanjang 24,1 Km. 3) Seksi 3 Cileles – Panimbang sepanjang 33 Km. Jalan Tol Serang – Panimbang, dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Seksi 1 dan Seksi 2 sepanjang 50,67 Km, konstruksinya dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya Serang Panimbang selaku Badan Pengelola Jalan Tol (BUJT), yang merupakan Konsorsium dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT Jababeka Infrastruktur. Sedangkan Seksi 3 sepanjang 33 Km, konstruksinya dibangun oleh Pemerintah Indonesia, dengan pola Viability Gap Fund (VGF).
Direktur Utama PT Wijaya Karya Serang Panimbang, Iwan Juliansyah, menyampaikan kepada TEKNIK KONSTRUKSI, “ Untuk porsi BUJT, kontraktor utama kami bagi menjadi 2 (dua) paket/seksi. Antara lain : Seksi 1, dilaksanakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, selaku Main Contractor pekerjaan Main Road / Jalan Utama. Seksi 2 dilaksanakan PT PP (Persero) Tbk, selaku Main Contractor pekerjaan Simpang Susun. Sedangkan Konsultan Supervisi, kami berkontrak dengan KSO PT Jaya CM-PT Bina Karya & PT Disiplan Consult. Sementara itu, Seksi 3 adalah porsi Pemerintah, dengan kontraktor utama dilaksanakan oleh Konsorsium Sino Road and Bridge Co. LTD, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhikarya (Persero) Tbk (KSO SRBGC-WIKA-ADHI). Nilai Investasi Jalan Tol Serang- Panimbang ini sebesar Rp 8,58 triliun, dengan biaya konstruksi sebesar Rp 5,64 triliun.
Pada dasarnya Jalan Tol Serang-Panimbang, merupakan infrastuktur penunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. KEK Tanjung Lesung adalah salah satu destinasi wisata, yang disebut sebagai “New Bali” di Banten. Dengan adanya Tol Serang – Panimbang, jarak dari Jakarta ke Tanjung Lesung yang awalnya bisa mencapai 3 hingga 4 jam, nantinya dapat ditempuh menjadi 2 hingga 2.30 jam saja. Jalan Tol Serang – Panimbang menghubungkan 3 (tiga) Kabupaten / Kota di Banten yaitu Kabupaten / Kota Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang.
Jalan Tol Serang-Panimbang adalah jalan tol yang memiliki interkoneksi antara Kabupaten/Kota terbanyak di Provinsi Banten. Sehingga dengan adanya Jalan Tol ini, akan terjadi konektivitas antar wilayah untuk mempercepat jalur logistik, barang dan jasa, yang tentunya menjadi magnet bagi para investor dalam berinvestasi di Banten. Selain dari sisi konektivitas, jalan tol ini juga diharapkan dapat mengembangkan pemerataan ekonomi di Banten Tengah dan Banten Selatan, seperti tumbuhnya Kawasan Industri, Property baru, serta kemudahan aksesibilitas dari dan menuju destinasi wisata di Banten. Khususnya, untuk UMKM lokal karena tingkat wisatawan yang semakin banyak berkunjung ke Banten. Pekerjaan konstruksi Jalan Tol Serang-Panimbang dilaksanakan secara pararel, dengan menyesuaikan progres pembebasan lahan di lapangan.
*Pelaksanaan Jalan Tol Serang – Panimbang Seksi 2*
”Lingkup pekerjaan kami, untuk pekerjaan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 2, adalah pekerjaan Simpang Susun. Ada dua lokasi pekerjaan Simpang Susun Jalan Tol Serang Panimbang Seksi 2, yaitu di lokasi Cikulur dan Cileles. Tanda tangan kontrak pekerjaan Simpang Susun, yang berada di Seksi 1 dilaksanakan tanggal 16 Desember 2017. Sedangkan untuk pekerjaan Simpang Susun Jalan Tol Serang Panimbang Seksi 2 tertuang dalam Addendum ke 8 tanggal 29 Juli 2022, yang masa pelaksanaannya akan berakhir pada 30 Desember 2023. Namun, akibat adanya kendala pembebasan lahan, maka waktu penyelesaian Seksi 2 mundur Oktober 2024 (maksimal), menyesuaikan kondisi lahan yang dibebaskan,” jelas Deddy Susanto, Project Manager PT. PP (Persero) Tbk.
Di lokasi pekerjaan Seksi 1, yang sudah operasional sejak tahun 2021 tersebut, ujarnya, juga terdapat 3 Simpang Susun yang kami kerjakan, yaitu di lokasi Rangkasbitung, Cikeusal dan Tunjung Teja. Sementara itu, pekerjaan di Seksi 1 kini sudah memasuki masa pemeliharaan tahun ke dua, dan dilakukan PHO secara parsial. Dimana Seksi 1 dan Seksi 2 secara kontraktual, menjadi satu kesatuan dengan nilai kontrak total ± Rp 851 miliar, dan sistem kontrak Design and Built. Kontrak awal Seksi 1 dengan nilai kontrak ± Rp 510 miliar, dan tambahan kontrak berikutnya di Seksi 2 dengan nilai kontrak ± Rp 341 miliar. Pemberi Tugas adalah PT. Wijaya Karya Serang Panimbang.
Pekerjaan Simpang Susun Cikulur saat ini (15 September 2023 – red) di Akses Utama, sudah menyelesaikan LC / Lantai Kerja. Demikian pula, pekerjaan di Simpang Susun Cileles. ”Saat ini tahapan kerja sampai dengan lantai kerja, yakni pada area lahan yang sudah bebas terlebih dahulu. Adapun pekerjaan Rigid Pavement, dikerjakan sekaligus nantinya jika lahan sudah bebas semua. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan, mobilitas alat berat agar lebih optimal pemanfaatannya,” jelas Deddy Susanto.
“Jumlah tenaga kerja pada waktu puncak pekerjaan, di bulan November 2022 hingga Agustus 2023 mencapai 250 orang. Alat Berat yang digunakan di Simpang Susun Cikulur, yaitu Excavator 15 unit dan Dump Truk 20 unit, dan di Simpang Susun Cileles yaitu Excavator 15 unit dan Dump Truk 15 unit,” kata Ichwan Prihananto, Site Engineer Manager PT PP (Persero) Tbk.
Deddy Susanto menambahkan, ”Dalam pelaksanaan terutama pekerjaan tanah, pada saat Quarry sudah tersedia maka dilakukan penambahan alat berat, yang pada awalnya tidak sebanyak itu. Disamping itu, ada pekerjaan tanah setelah kami lakukan penggalian, ditemukan kondisi ekstrem.” Kemudian terjadi review desain, karena di lapangan ditemukan data yang berbeda dari data yang digunakan waktu perencanaan awal. Sehingga, jumlah alat berat pun juga bertambah. Pada tahap pekerjaan tanah di Simpang Susun Cikulur, ditemukan kondisi yang cukup ekstrem yakni berupa lapisan tanah organik sepanjang ± 200 meter. Seharusnya dilakukan Replacement 3 meter, tetapi masih terdapat tanah organik. Oleh karena itu, dilakukan uji ulang hingga kedalaman 4,5 meter, bahkan ada yang 5 meter. Pada akhirnya, mencapai lapisan tanah dengan syarat minimum DCP 6%. Dengan kondisi tersebut, volume tanah replacementnya menjadi meningkat.
…………..[]Umi.S.