Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.Com
# Pembangunan Bendungan Jragung, Kabupaten Semarang
Percepatan Penyelesaian Proyek #
Bendungan Jragung dibangun Kementerian PUPR, Ditjen Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, setelah sebelumnya atau pada awal Januari 2022 menyelesaikan pembangunan Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora.
Bendungan Jragung dengan kapasitas tampung 90 juta m³, utamanya akan bermanfaat sebagai sumber air baku bagi wilayah Kota Semarang sebesar 500 liter/detik, Kabupaten Grobogan 250 liter/detik, dan Kabupaten Demak 250 liter/detik, serta menyuplai air bagi Daerah Irigasi Glapan seluas ± 4.528 hektar di Kabupaten Demak dengan pola Tata Tanam Padi-Padi-Palawija.
Kepala Bidang (Kabid) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Mustafa .S. ST, MT. , menjelaskan, saat ini BBWS Pemali Juana sedang melaksanakan pembangunan Bendungan Jragung di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Sebelum pelaksanaan konstruksi, dilakukan Survei dan Investigasi pada tahun 1976 yaitu Studi oleh Engineering Consultans, USA. Pada tahun 1979 Desain ‘Jragung Dam Project’ oleh Engineering Consultans, USA. Kemudian, pada tahun 1992 ‘Jratun Seluna River Basin Development’ oleh Haskoning (Dutch). Selanjutnya, pada tahun 2014 dilakukan FS (Feasibility Study) dan Pra Desain oleh PT. Virama Karya. Tahun 2015 DED (Detail Engineering Design) oleh PT. Indra Karya. Pada tahun 2018 hingga 2019 LARAP, AMDAL, Review DED oleh PT Indra Karya – PT Tuah Agung Sejahtera.
“Pada tahun 2020, diperoleh Persetujuan Desain dan Izin Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Jragung. Jadi diperlukan waktu kurang lebih 44 tahun, baru bisa dilaksanakan konstruksi Bendungan Jragung ini. Pelaksanaan proyek Bendungan Jragung tersebut, dibagi dalam tiga paket dengan nilai kontrak total ± Rp 2,3 triliun dan rencana selesai total tiga paket berdasarkan kontrak tanggal 31 Desember 2024. Selain kegiatan proyek Bendungan Jragung ini, BBWS Pemali Juana juga melakukan beberapa kegiatan infrastruktur sumber daya air (SDA) lainnya,” ungkap Kabid.PJSA BBWS Pemali Juana.
Kepala Satuan kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan, I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara, ST, M. Eng., mengungkapkan, “Terkait masalah lahan di kawasan Bendungan Jragung, yang sebagian besar berada di Kawasan Hutan seluas 629,19 Ha, dan untuk pembebasan lahannya harus ada Sistem Pelepasan Kawasan Hutan dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tata Batas untuk Penetapan Lokasi Batas Hutan, sudah terbit persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan sudah keluar SK-nya.”
Lanjut IGN Carya Andi Baskara, ada proses Hak dan Kewajiban yang harus diselesaikan bersama. Kebutuhan lahan milik masyarakat yang terdampak pembangunan Bendungan Jragung seluas ± 14,39 Ha, sudah dibebaskan 8,85 Ha. Sisa lahan masyarakat yang belum dapat dibebaskan seluas 5,54 Ha, karena ada klaim tumpang tindih lahan masyarakat dengan lahan Kehutanan. Untuk mengatasi permasalahan penyelesaian lahan milik warga yang terindikasi tumpang tindih dengan kawasan hutan, saat ini sudah dibentuk Tim Penyelesaian Hak Pihak Ketiga pada kawasan hutan yang telah terbit SK Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan dari Kementerian LHK kepada Kementerian PUPR, untuk menyelesaikan masalah lahan tumpang tindih tersebut. Lahan masyarakat yang belum bebas, sebagian besar berada di area rencana genangan waduk. Sehingga tidak menjadi kendala berarti dalam pelaksanaan pembangunan Bendungan Jragung ini.
PPK Bendungan Jragung, Rino Ari Wibowo, ST, M.Eng, ketika di lokasi proyek menjelaskan, “Pembangunan Bendungan Jragung termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), dari 61 Bendungan yang direncanakan dibangun dari tahun 2015 hingga 2025. Bendungan Jragung ini, ditargetkan pengisian awalnya pada bulan Oktober 2024. Manfaat dari Bendungan Jragung yakni, untuk sumber Air Baku dengan kapasitas 1.000 liter/detik dengan pola distribusi 500 liter / detik untuk Kota Semarang, 250 liter / detik untuk Kabupaten Grobogan dan 250 liter/detik untuk Kabupaten Demak. Juga untuk Air Irigasi yang dapat mengairi sawah seluas 4.528 Ha di Kabupaten Demak.“
“Selain itu, juga untuk pengendalian banjir di bagian hilir daerah pantura khususnya untuk Kabupaten Demak, dan dapat mereduksi banjir siklus 50 tahunan sebesar ± 43 %.Juga dikembangkan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 1,4 MW, yang dapat didistribusikan untuk keperluan pengelolaan bendungan dan masyarakat sekitar. Dengan daya tampung 90 juta m³ air dari luas waduk ± 500 Ha, bendungan Jragung juga memiliki potensi dikembangkan sebagai destinasi daerah wisata baru, bagi warga masyarakat khususnya di Kabupaten Semarang,” ucap Rino.
Pembangunan Bendungan Jragung terbagi menjadi tiga paket pekerjaan, jelasnya lagi, terdiri dari Paket I dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana PT.Waskita Karya (Persero), dan Paket II oleh PT. WIKA-BRP, KSO, lalu Paket III oleh PT. Brantas Abipraya – Pelita, KSO. Lingkup pekerjaan Paket I dan II mengerjakan Main Dam pada sisi kiri dan kanan bendungan. Sedangkan Paket III mengerjakan Bangunan Pelengkap Bendungan, Jalan Akses, dan pekerjaan lain-lain, termasuk relokasi jaringan SUTET 500 KV, yang terdampak pada pembangunan bendungan. Konsultan Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung adalah PT. Rayakonsultant – PT. Hilmy Anugerah – PT. Tuah Agung Anugerah – PT Ciriajasa Engineering Consultant, KSO.
……….[]Umi.S
Baca juga : Pembangunan Bendungan Jragung Paket I
Pembangunan Bendungan Jragung Paket 1 – Pekerjaan Main Dam Sisi Kiri
Baca juga : Pembangunan Bendungan Jragung Paket II
Pembangunan Bendungan Jragung Paket II – Pekerjaan Main Dam Sisi Kanan
Baca juga : Pembangunan Bendungan Jragung Paket III
Pembangunan Bendungan Jragung Paket III – Pekerjaan Bangunan Pelengkap