Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.Com – Edisi Juni 2022
PROFIL
KONSUL JENDERAL NEW YORK, DR.ARIFI SAIMAN,MA.
DARI DIPLOMASI SANTRI HINGGA GO DIGITAL
DR. Arifi Saiman, MA., belum lama menduduki posisi Konsul Jenderal di Kota New York (Konjen New York) saat kiprahnya untuk menjadikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia New York (KJRI New York), sebagai Konsulat Indonesia terdepan dengan inovasi digital menuai keberhasilan dan layak diancungi jempol. Kini menjelang tiga tahun bertugas, KJRI New York dibawah pimpinan mantan Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ini, bisa disebut Konsulat Indonesia Pintar dengan hadirnya Smart Consulate Office (SCO). Melalui kehadiran SCO ini, mempermudah warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri menerima pelayanan dari KJRI New York.
Pemikiran dalam merintis SCO, tak lepas dari pengalamannya lebih dari duapuluh tahun sebagai diplomat. Juga hasil disertasinya saat meraih Doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran Bandung. Menilik dari perjalanan karirnya, yang selalu berhubungan dengan diplomasi dan komunikasi serta disertasinya, Arifi Saiman selalu mengedepankan hubungan bilateral dan multilateral dalam setiap menyelesaikan masalah maupun dalam menjalin kerjasama. Begitupula saat ia menjabat sebagai Konjen New York, yang selalu ingin menjaga komunikasi dengan masyarakat Indonesia di Amerika sehingga terciptalah SCO tersebut.
Dan yang sangat menarik dari disertasi Arifi Saiman ini adalah dengan melibatkan secara aktif Nahdatul Ulama (NU), dalam membantu penyelesaian konflik di Thailand Selatan yang mayoritas Muslim dengan Pemerintah Thailand. Arifi Saiman harus tinggal di tengah wilayah konflik Pattani di Thailand selama tiga bulan, untuk mengumpulkan semua informasi yang dibutuhan sekaligus berkomunikasi langsung, baik dengan pihak Muslim maupun dengan Pemerintah Thailand. Ditambah satu bulan di Jakarta, yang dimanfaatkannya untuk menggali dan mendapatkan informasi dari para tokoh yang mumpuni dalam bidang ini, baik dari pihak Pemerintah Indonesia yaitu Yusuf Kalla, maupun keagamaan yaitu Islam dan Budha.
Dengan judul disertasi ‘Peran Mediasi NU Dalam Membantu Penyelesaian Konflik Muslim Dan Pemerintah Thailand’, Arifi Saiman meraih predikat Cum Laude, suatu predikat yang tidak bisa dianggap enteng. Menurut Arifi, sebelumnya Thailand tidak mau internasional terlibat dalam urusan dalam negeri mereka, seperti halnya di semua negara. Namun, keterlibatan NU dalam konflik antara Pemerintah Thailand dengan Muslim Pattani, disebabkan oleh tragedi Masjid Krue Se (Baca : Kerisik) tahun 2004. “Dengan Ilmu Komunikasi inilah, saya dapat menyusun disertasi secara baik dan menerapkannya saat menjembatani komunikasi antar NU dengan Pemerintah Thailand, untuk membantu dalam penyelesaian konflik dengan Muslim Pattani,” ujar Arifi. Ia menambahkan ; “Walaupun secara informal tetap memberikan dampak positif, namun akan lebih baik jika dilakukan secara formal. Sehingga perdamaian dapat dicapai secara konkrit.”
# Elemen Kehidupan #
Arifi Saiman yang percaya ilmu komunikasi adalah salah satu hal yang sangat penting dan diplomasi adalah bagian dari komunikasi itu sendiri. “Komunikasi adalah elemen kehidupan dan mesti ada. Komunikasi itu sifatnya omnipresent yaitu ada di mana-mana, termasuk di dunia diplomasi karena dunia diplomasi itu sendiri juga komunikasi. Ada pertukaran pesan dua arah, ada communicator ada communicate,” jelas Arifi.
Kepercayaannya dalam ilmu komunikasi ini, membuat Arifi Saiman juga piawai dalam berdiplomasi. Jadi tak heran, saat memulai jabatannya sebagai Konsul Jenderal di Kota New York, beliau langsung menciptakan Smart Consulate Office ( SCO) sebagai alat komunikasi dengan masyarakat Indonesia, yang tidak hanya berada dibawah juridiksinya tetapi juga seluruh Amerika. Sekaligus sebagai alat dalam membantu, mulai dari pengurusan dokumen-dokumen yang dibutuhkan hingga menyelesaikan permasalahan-permasalahan WNI di Amerika. Khususnya, dibawah juridiksi KJRI New York tanpa harus datang langsung ke KJRI di Kota New York. “Mengingat jarak dari kota-kota lain ke Kota New York cukup jauh, dengan adanya penggunaan teknologi seperti platform SCO ini, tujuannya untuk memudahkan. Dengan adanya SCO, waktu, jarak, biaya, dan tenaga pun efisien. Tadinya pejabat konsuler kita melayani 14-15 orang, sekarang bisa sampai 30 orang per hari. Hal ini, dikarenakan mereka telah mengisi data secara online. Sehingga saat hadir di konsulat tinggal memberikan identitas / data asli, kemudian tinggal dicocokkan dengan data online. Oleh karena itu, tema yang kita pilih untuk SCO ini adalah Meminimalkan Birokrasi Memaksimalkan Efisiensi,” ujar Arifi.
“Namun, ada hal yang tidak bisa dilayani secara online. Bukannya kami tidak bisa tangani, tetapi memang itu wewenang imigrasi. Seperti pengurusan passpor, yang membutuhkan foto dan sidik jari. Orang tersebut, harus hadir langsung. Namun begitu, kita sudah siapkan di platform SCO kolom pas foto dan tanda tangan. Jadi kedepannya bila sudah diperbolehkan secara online, bisa langsung digunakan oleh si pelamar passpor,” jelasnya.
Ada terdapat 15 negara bagian yang merupakan wilayah tanggung jawab Arifi Saiman sebagai Konjen New York, yaitu mulai dari Maine hingga South Carolina, dengan jumlah masyarakat Indonesia yang tercatat di KJRI New York dari 15 negara ini adalah sekitar 32.000 orang. Di New York sendiri berjumlah sekitar 17.000 orang. Dengan jarak yang jauh, serta jumlah WNI yang perlu ditangani cukup besar sehingga program SCO ini adalah sangat krusial dalam membantu WNI. “SCO ini adalah salah satu visi kami, yang tadinya visi jangka panjang menjadi jangka pendek, karena cepat terealisasinya,” kata Arifi.
Program SCO yang bisa disebut juga dengan E-consulate yaitu melayani secara virtual, adalah program yang belum pernah dimiliki oleh Konsulat Indonesia di seluruh dunia. Bahkan termasuk konsulat asing, belum memiliki program tersebut. KJRI New York adalah konsulat pertama yang meluncurkan program SCO melalui kontribusi Arifi Saiman sebagai Konsul Jenderalnya. “Kita didatangi oleh Konsul Australia, untuk menanyakan dan mendapatkan info perihal program SCO,” ujar pria yang menyukai kebersihan dan kerapihan ini.
Saat mencanangkan platform SCO, Arifi Saiman belum memulai tugasnya sebagai Konsul Jenderal di New York, namun sudah memiliki visi program teknologi ini. “Saya hanya punya keinginan, belum tau bagaimana membangun platform itu, bekerjasama dengan siapa, apakah kantor memiliki biaya, dan lain lain. Alhamdulillah, saat saya baru datang di KJRI New York, besoknya saya bertemu dengan anak teman saya yang kuliah di Colombia university. Tadinya hanya untuk berkenalan saja. Namun saat saya membicarakan tentang platform SCO ini, dia menyambut positif dan siap membantu terciptanya platform SCO, dan hingga kini terus terlibat dalam pengawasan teknisnya. Biaya pun dipermudah, karena kami ajukan pas sebelum pandemi (Covid-19). Juga karena kami menggandeng mahasiswa, jadi biayanya cukup murah yaitu sekitar Rp 270 juta. Dibandingkan bila kita lakukan tender, bisa milyaran biayanya,” ungkapnya.
Sejak diluncurkannya platform SCO yang bisa diunduh melalui Apple Store dan Google Play ini, banyak mendapat tanggapan dari masyarakat Indonesia di Amerika dan media-media Indonesia. Di platform SCO terdapat berbagai tombol, seperti Lapor Diri, Passpor, Visa, Legalisasi Dokumen, Lacak Status, Berita, Ekonomi, Sosial Budaya, hingga Pengaduan dan Saran. “Saya suka pengaduan, karena pengaduan itu adalah suatu kritik, dan kriitik itu berarti kita diawasi sehingga kita menjalankan tugas lebih amanah,” ujar Arifi, saat menjelaskan adanya berbagai pengaduan dari masyarakat ke KJRI New York. Baginya tidak ada toleransi bagi para Staff KJRI New York, yang menimbulkan kesusahan dan kesulitan kepada WNI yang membutuhkan bantuan KJRI New York. “Di platform ini, juga terdapat tombol yang berhubungan dengan kendala teknis aplikasi SCO. Disebutnya dengan nama App Trouble Button, sehingga teknisinya langsung yang akan menjelaskan permasalahan yang dihadapi masyarakat pengguna SCO sekaligus memberikan solusinya,” ungkapnya.
# Business Forum #
Selain program SCO, KJRI New York juga memiliki berbagai program, baik yang sudah berjalan maupun dalam taraf pelaksanaan. Seperti program ekonomi Business Forum, KJRI New York selalu menggandeng BKPM/IIPC NY, Perbankan (BI, BNI, BRI) di Kota New York. Seperti event Business Forum baru-baru ini, KJRI New York dan TPPE Kemlu bekerjasama dengan BKPM/IIPC NY, American-Indonesian Chamber of Commerce (AICC) New York, menjadi tuan rumah pelaksanaan ‘The Indonesia B20 Roadshow: Indonesia-US Business Forum’ pada tanggal 21 April 2022 lalu. Kegiatan forum bisnis tersebut, dilaksanakan secara langsung dan dihadiri oleh lebih dari 45 undangan dari perusahaan terkemuka di Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut, terdapat banyak calon investor Amerika, yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. “Kami sebagai konsuler, hanya memfasilitasi dan mempromosikan proyek-proyek di Indonesia yang membutuhkan investasi, namun keputusan final tetap oleh Pemerintah Pusat,” jelas Arifi. “Namun begitu, kami juga menjelaskan ke para investor mengenai persyaratan untuk berinvestasi di Indonesia serta hak-hak Investor,” tambahnya lagi.
Dalam acara Specialty Coffee Expo (SCE) di Boston, Massachusetts, pada tanggal 8-10 April 2022.
Program ekonomi lainnya, adalah program pengusaha wanita New York dalam merumuskan makanan khas Indonesia, tempe. KJRI NY bekerjasama dengan Women’s Entrepreneurship Day Organization (WEDO), menyelenggarakan informal standing reception berjudul ‘Tempeh Goes to New York’, bertempat di ruang Pancasila KJRI New York tanggal 20 Mei 2022 lalu. Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 orang undangan, yang terdiri dari para pemimpin perempuan, inovator, pengusaha, dan Korps Diplomatik, yang dimanfaatkan oleh KJRI New York untuk memperkenalkan budaya dan potensi bisnis Indonesia.
Diacara kolaborasi kegiatan dengan WEDO tersebut, Konjen RI Arifi Saiman mengungkapkan keyakinannya, bahwa kolaborasi ini akan meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian serta mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hal ini, disambut baik oleh salah seorang undangan, Meylia Kurnianto, produsen tempe (Boston Tempe, LLC) sekaligus anggota East Coast Tempeh Makers Association (ECTMA), memaparkan manfaat tempe sebagai makanan sehat, berkelanjutan, dan terjangkau, rendah kalori dan sodium. Dalam acara tersebut, juga diperkenalkan produk olahan tempe berupa tempe bacem, kering tempe kacang, dan tempe kari.
Tampak Ketua DWP KJRI New York, Ibu Endang Wahyu Kinasih Arifi bermain gamelan.
Acara dimeriahkan dengan penampilan budaya dari Indonesian Cultural Club (ICC) Delaware dengan Tarian Glipang, pengenalan baju tradisional dari berbagai daerah Indonesia, penampilan gamelan dan tari Bali oleh DWP KJRI New York. Penampilan budaya ini, juga akan ditampilkan dalam waktu dekat. KJRI New York akan menyelenggarakan suatu acara yang merupakan program budaya, yang nantinya KJRI New York akan bekerjasama dengan Turki, Thailand, dan Piliphina.
Sedangkan untuk program konsuler, KJRI New York melayani pengurusan passpor para WNI yang tinggal di North Carolina. Arifi Saiman sebagai konjen, ikut langsung berangkat ke North Carolina menggunakan mobil yang memakan waktu sekitar 11 jam dari Kota New York. “Saat saya bertugas ke state-state di luar New York, saya lebih suka menggunakan mobil. Jadi bisa mampir-mampir, tahu rasanya capek dan biaya yang dikeluarkan. Sekaligus melihat langsung, kondisi masyarakat Indonesia di sana. Sehingga saya tahu, kendala apa saja yang mereka hadapi dalam pengurusan passpor dan lain-lain, jika harus datang ke KJRI di Kota New York,” ujar Arifi.
Sebagai Konjen New York, yang membawahi 15 negara bagian (State) yang disebutkan tadi yaitu mulai dari Maine hingga South Carolina di pasca pandemi ini, membuat Arifi Saiman cukup sibuk dengan berbagai acara dari berbagai program. Selain itu, juga terus menjawab berbagai keluhan WNI di negara-negara bagian tersebut. “Negara bagian yang saya urus cukup banyak, tetapi luas wilayah-wilayahnya kecil dan bisa dijangkau cukup melalui darat. Walaupun kecil, potensinya besar karena wilayah East Coast ini adalah pusat nadi ekonomi Amerika Serikat, mulai dari Financial, Health Care, Education, hingga Portfolio Investment dan Non Investment,” jelasnya.
# Proyek-Proyek Kerjasama #
Potensi besar tersebut, menurut Arifi dapat dimanfaatkan Indonesia untuk kerjasama dengan berbagai universitas, negara bagian, pemerintah kota, dan lainnya. “Seperti saat ini, ada yang sudah kita rintis dan sudah hampir jalan. Adapula yang sedang kita jajaki untuk pengembangan,” ujarnya. Saat ditanya proyek-proyek kerjasama tersebut, Arifi menyebutkan beberapa proyek andalan. Seperti proyek Propinsi Kembar (Sister Province) antara Maryland dan Jawa Timur, proyek Kota Kembar (Sister City) antara Annapolis dan Surabaya. Menyusul proyek Dermaga Kembar (Sister Port), antara Baltimore atau Wellington, dan Delaware dengan Tanjung Perak. Ia berharap, saat masa dinasnya selesai yaitu masa jabatan Konjen 3 tahun, program-program tersebut juga diharapkan selesai. “Apabila belum selesai, proyek tetap terus jalan dibawah Konjen-Konjen yang bertugas selanjutnya,” ungkap pengagum Charles Darwin ini.
Saat menghadiri acara 50 Years Indonesian and University of Rhode Island (URI) Partnership
Dalam hal kerjasama dengan universitas, baru-baru ini Dubes RI untuk Amerika Serikat, Rosan P. Roslani bersama dengan Konjen RI New York, menghadiri acara 50 Years Indonesian and University of Rhode Island (URI) Partnership, yang bertemakan ‘Celebrating 50 Years of Partnership’ pada 18 Mei 2022 lalu. Turut hadir dari Indonesia adalah Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Rektor Universitas Pattimura Marthinus J. Saptenno, perwakilan Pemprov Papua, Papua Barat dan Sulawesi Tenggara. Acara dibuka dengan tari tradisional selamat datang ‘Likok Pulo’ oleh mahasiswa URI asal Aceh dan ditutup dengan tari tradisional ‘Mambo Simbo’ oleh mahasiswa URI asal Papua.
Masih berhubungan dengan universitas, Arifi Saiman juga memenuhi undangan dari Wesleyan University untuk menghadiri pertunjukan Wayang Kulit: The Javanese Shadow Puppet Play pada tanggal 21 April 2022 lalu. Dalam kesempatan tersebut, Konjen RI menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak Hardjito dan Bapak Sumarsam serta Universitas Wesleyan, khususnya Center of Arts dan fakultas musik yang telah mempromosikan budaya Indonesia melalui pentas wayang kulit yang diiringi dengan gamelan Jawa.
New York Indonesia Fashion Week
Program-program kegiatan yang dilakukan KJRI New York, baik itu program sendiri maupun berupa kerjasama memenuhi agenda KJRI New York tiap bulannya. Seperti kegiatan Ramadan di Masjid Al Hikmah, Indonesian Street Fair, Indonesian Fashion Week, Pagelaran Gamelan, Peringatan 17 Agustus bersama Masyarakat Indonesia, dan hari-hari nasional Indonesia lainnya, Indopop Movement & Launching Cafe Dangdut yang digelar di Time Square, Peresmian Little Indonesia di New Hampshire, Business Forum, promosi produk Indonesia hasil produksi UMKM, dan berbagai kegiatan lainnya.
Menjelang tiga tahun masa tugasnya, Arifi Saiman berharap, program-program yang sudah berjalan terutama program SCO tetap terus berjalan saat pergantian Konjen yang baru. “Kita sudah melakukan banyak kegiatan ke luar dan ke dalam. Program ke luar adalah misi-misi kita, kalau yang ke dalam adalah kita melakukan revitalisasi Perwakilan ini. Kita ingin membuat Perwakilan nyaman untuk dikunjungi. Untuk itu, kami melakukan banyak pembenahan seperti pembuatan pagar di depan gedung dan di roof top Perwakilan. Kami juga membenahi berbagai ruang di sini, karena ini rumah kita juga. Jadi membuat senyaman dan serapih mungkin, untuk warga kita saat bersilaturahim dan para tamu kita,” ujar Arifi.
TEKNIK KONSTRUKSI bersama Konjen New York DR.ARIFI SAIMAN,MA.
Di akhir perbincangan, TEKNIK KONSTRUKSI mendapat kesempatan melihat hasil pembenahan di KJRI New York bersama Konjen New York ARifi Saiman, berkeliling melihat ruang-ruang yang sudah tampak asri, bersih, dan apik. Di lantai dasar, adalah area publik untuk mencari informasi, area pembuatan passpor yang dilengkapi dengan ruang deretan loket, serta bagian dalam adalah area service, seperti dapur dan ruang makan. Di lantai pertama adalah Ruang Pancasila sebagai Aula Utama dalam penyelenggraan acara-acara. Di area terdepan digunakan sebagai are Gamelan, dan di area terdalam ruangan dijadikan sebagai vocal point dengan deretan berbagai bendera menyerupai PBB dan menjadi area untuk para tamu berfoto. Di lantai 2 dan 3 digunakan ruang rapat, ruang kantor para staff, juga ruang kantor Konjen RI.
Dan yang menariknya, Arifi Saiman juga menghadirkan studio podcast yang dihadirkan di dalam ruang di lantai 4, dan di luar ruangan di lantai roof top dengan pemandangan indah Kota New York. Melalui podcast ini, KJRI New York sudah banyak mewawancarai dan menyiarkan para tokoh Indonesia yang dianggap memberikan inspirasi kepada masyarakat luas, sesuai dengan slogan podcast KJRI New York ‘Menggali Informasi Menebar Inspirasi’. Sementara itu, yang dihadirkan dan diutamakan melalui penggalian informasi dan penebaran inspirasi tersebut, adalah proses si tokoh mulai dari Zero menjadi Hero, dari Nobody menjadi Somebody. Seperti salah satu tokoh yang dihadirkan, adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, yang mengawali kehidupannya pernah menjadi kernet dan supir angkot hingga kini menjadi seorang Menteri. “Tujuan kami, ingin masyarakat kita itu jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita setelah mendengar proses perjalanan para tokoh-tokoh atau orang-orang yang sudah berhasil tersebut,” jelas Konjen New York ini, yang juga bertindak sebagai orang yang mewawancarai para tokoh tersebut.
Selanjutnya, kami menuju ruang SCO yang dinamakan dengan Smart Consulate Office (SCO) Command Center. Di dalam ruangan yang dilengkapi dengan berbagai informasi seputar SCO ini, tampak para staff yang sedang bertugas. Di situ juga dihadirkan sebuah baliho lengkap dengan gambar tombol aplikasi layanan publik KJRI New York SCO dan tulisan tema SCO ‘Meminimalkan Birokrasi Memaksimalkan Efisiensi’. Di lantai yang sama, juga dihadirkan Social Media Studio yang berfungsi sebagai penyiaran langsung (Live) maupun rekaman di Instagram, Facebook, Youtube, website KJRI New York, dan segera menyusul TikTok. Menghadirkan bintang tamu, dengan membahas topik-topik menarik dengan slogan ‘KJRI New York Menyapa’. “Jadi ini fungsinya, untuk saling bersilatutahim dan berkomunikasi dengan masyarakat. Acara live ini, juga kita gunakan sebagai sarana untuk pemberitahuan bila ada bencana ataupun informasi-informasi penting,” ujar Arifi.
Di lantai teratas, difungsikan sebagai area penginapan bagi para tamu maupun masyarakat yang sedang membutuhkan tempat tinggal sementara. Area ini, diberi nama oleh Arifi sendiri dengan nama cukup indah ‘Griya Indonesia’. Kamar-kamar yang dihadirkan, tidak kalah dengan kamar-kamar di hotel berbintang dengan dekorasi cantik khas Indonesia, yang langsung dipesan dari UMKM Jawa Barat. Bahkan tampilan area tangga dan kamar mandinya pun, tampak asri dan bersih. Dari area Griya Indonesia ini, tamu dapat menikmati pemandangan indahnya Kota New York dengan melangkahkan kaki ke area roof top, yang lantainya dilapisi dengan tanaman rumput buatan dan dilengkapi dengan sebuah taman kecil yang asri. “Kami ingin mereka merasa seperti di rumah sendiri, juga kami ingin memanusiakan manusia”, tutup suami Endang Wahyu Kinasih ini.
Semua yang dilakukan Arifi Saiman sebagai Konjen New York menjelang tiga tahun tersebut, menjadi sebuah legacy yang patut dicatat dan diikuti oleh para Konjen selanjutnya yang bertugas. Bahkan, oleh para Konsul Jenderal Indonesia di seluruh dunia. Terutama, untuk Program SCO yang dapat memudahkan WNI di wilayah tersebut dalam segala kepentingan, yang berhubungan dengan kekonsuleran. Begitupula memudahkan staff Konsulat, dalam menjalankan tugasnya. (S.A.Mardliah)