Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.Com – Edisi April 2022
# Paket 1 Progres Fisik +/- 58 % #
Pelaksanaan proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris Paket 1, berdasarkan kontrak mulai tanggal 3 Nopember 2016 sampai dengan akhir tahun 2021. Namun, karena berbagai kendala dan masalah yang terjadi di lapangan, jadwal selesainya proyek Paket 1 menjadi mundur hingga 29 Juli 2022 sesuai addendum terakhir. Addendum dilakukan karena ada kendala yang terjadi di lapangan pada pekerjaan Tunnel Diversion (Terowongan Pengelak di Paket 5) ketika itu terjadi longsoran di beberapa titik, berakibat pekerjaan Terowongan Pengelak di Paket 5 baru bisa diselesaikan pada November 2021. Sehingga pelaksanaan River Closure juga menjadi mundur beberapa bulan, yang berpengaruh pada progres pekerjaan galian dan timbunan tubuh bendungan. Selain itu, AMDAL lokasi penambangan Quarry terbit pada September 2021. Penambangan di lokasi Quarry baru bisa dilaksanakan bulan Desember 2021 dan supply material Rockfill pada bulan Januari 2022.
Site Engineering Manager Paket 1- PT Pembangunan Perumahan – PT Bahagia Bangunnusa (KSO), Hadi Santoso, ST., mengungkapkan ; “Pekerjaan di Paket 1 adalah pekerjaan bendungan utama, dimana lingkup utama pekerjaannya adalah timbunan bendungan itu sendiri dan fasilitas-fasilitas umum yang ada di bendungan. Karena pekerjaan utama adalah timbunan bendungan, penyelesaian paket 1 sangat terpengaruh dengan paket pekerjaan yang lain terutama pekerjaan tunnel dan pekerjaan jalan akses. Dan alhamdulillah pekerjaan tunnel dan akses sudah selesai dikerjakan dan sudah di laksanakan penutupan sungai untuk dialihkan ke tunnel. Sehingga kami bisa lebih fokus untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan.”
Saat ini (31 Maret 2022 -red) untuk pekerjaan di lapangan, sambungnya, yang sedang berjalan adalah pekerjaan galian pondasi bendungan dan juga pekerjaan timbunan di beberapa zona. Pekerjaan timbunan yang dilaksanakan adalah Timbunan di Zona 3A dengan material bekas (Ex) Galian Spillway, dan Zona 3 timbunan Rockfill yang materialnya diambil dari hasil blasting di Quarry Panghajar, yang berjarak sekitar 13 km dari lokasi bendungan. Dilanjutkan pekerjaan timbunan di Zona 4 yaitu Rip-rap. Karena Pekerjaan timbunan parallel dengan pekerjaan galian, perlu treatment dalam penyambungan timbunan lama dengan timbunan yang baru yaitu dengan pengupasan timbunan lama sampai ketemu lapisan yang benar-benar padat. Selain pekerjaan timbunan, juga pekerjaan Diafragma Wall yang saat ini sudah mencapai progres 50%. Progres seluruhnya di Paket 1 sekarang (31 Maret 2022-red) +/- 58 %
Lanjut Hadi Santoso, Untuk timbunan di Zona Inti (Tanah Kedap Air) baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan Diafragma Wall. Didalam pelaksanaannya penimbunan zona inti harus dipastikan mengikuti dengan baik Spesifikasi Teknis yang sudah ditentukan, baik pemadatan, metode maupun properties materialnya. Hal ini perlu ditekankan karena Zona Inti bisa diibaratkan adalah ‘nyawa’ dari sebuah bendungan itu sendiri. Target selesai pekerjaan di Paket-1 secara kontrak sampai dengan sekarang adalah pada 29 Juli 2022. Kendala yang ada dilapangan saat ini lebih ke hujan yang masih turun hingga bulan ini. Kondisi ini berpengaruh terhadap jalan akses dan properties material itu sendiri karena meningkatnya kadar air pada material untuk Pekerjaan Timbunan Ex Galian Spillway.
Kendala utama yang paling spesifik, ungkapnya, yaitu masalah sosial di lokasi Quarry Pangajar. Masalah yang timbul adalah tentang kekhawatiran warga disekitar quarry terhadap dampak blasting, baik dampak suara maupun dampak getaran. Sedangkan status lahan quarry sendiri adalah milik pemerintah (Pihak Perkebunan) yang sudah dibebaskan oleh BBWS Citanduy. Dari terbitnya AMDAL quarry di bulan September 2021, proses blasting baru bisa dilaksanakan pada Desember 2021.
Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, telah dilakukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat terdampak. Termasuk dengan membagi zonasi perumahan sekitar area blasting pada penduduk dengan jarak radius 300 meter, 400 meter, 500 meter, 600 meter, dan 700 meter dari lokasi quarry. Dilaksanakan survey sosial dengan pendataan yang cukup rinci terhadap kondisi masyarakat yang ada, mengenai kondisi kesehatan, kondisi bangunan, dan lain-lain. Untuk lebih meyakinkan masyarakat, dari paket 1 membuat SOP blasting yang sudah disosialisasikan dan selalu dipastikan pelaksanaannya untuk menjadi acuan pekerjaan blasting. Dilibatkan juga Karang Taruna setempat sebagai salah satu tim pendukung diluar tim kesehatan dan tim safety yang membantu ‘woro-woro’ dalam penerapan ‘SOP Blasting’ sebelum blasting dilakukan.
Sementara terkait pekerjaan galian dan timbunan tubuh bendungan, dijelaskan M. Fikri Fahmi, ST- Method Engineering Paket 1 PT Pembangunan Perumahan – PT Bahagia Bangunnusa (KSO), bahwa Jalur Sungai Citanduy melengkung membentuk meander ke arah Tasikmalaya. Oleh karena itu, dilakukan pembuatan tanggul dan sudetan untuk mendapatkan lahan kering pada sisi Tasikmalaya dengan jalur sungai dialihkan ke sisi Ciamis, sehingga bisa melakukan galian pada sisi Tasikmalaya terlebih dahulu. Sedangkan pada sisi Ciamis belum bisa dikerjakan karena ketika itu terdapat pekerjaan Spillway yang sedang berjalan. Pada sisi Tasikmalaya juga dilakukan timbunan setengah pada sisi hulu dan hilirnya, berupa timbunan Alluvial River Deposit pada sisi hulu dan timbunan Ex Galian Spillway pada sisi hilir.
“Pada awalnya berdasarkan desain, timbunan tubuh bendungan berupa Rockfill. Namun, setelah review desain ada beberapa zonasi material timbunan tubuh bendungan yang digunakan dengan memanfaatkan ketersediaan material tidak terpakai pada area sekitar bendungan. Termasuk material Ex galian Spillway sebagai pengganti timbunan Rockfill di sisi hilir. Timbunan Ex galian Spillway ditempatkan di sisi hilir karena kecenderungan materialnya breksi vulkanis, material tersebut tidak bisa kena air maka ditempatkan pada sisi hilir. Sedangkan material Alluvial dari river deposit, ditempatkan pada sisi hulu karena mengambilnya dari endapan sungai sampai dengan 10 km ke arah hulu,” ungkapnya.
Pekerjaan timbunan tubuh bendungan terbagi menjadi 8 zona, antara lain : Zona 1 berupa material Inti Kedap Air, Zona 2A Filter Halus ( Pasir ), Zona 2B material Filter Kasar, Zona 3 material Rockfill dari Quarry Pangajar @ 20 – 60 cm, Zona 3A material hasil Ex Galian Spillway dari lokasi Disposal Utama, Zona 3B material dari River Deposit Alluvial, Zona 4 material Rip-rap dari Quarry Pangajar @ 60 – 80 cm, Zona 5 material Blanket yang konteksnya sama dengan Zona Inti tetapi di sisi hulu di belakang Rip-rap sebagai lapisan kedap air dari Cofferdam Utama.
Rencana volume awal material timbunan Alluvial sekitar 300 ribu m³, lanjut Fikri Fahmi, tetapi sekarang ketersediaan material tersebut tidak memenuhi sehingga terjadi perubahan desain. Material timbunan Alluvial yang ada sebagian untuk timbunan, dan sisanya timbunan material Rockfill di sisi Ciamis dan atas tubuh bendungan. Menurutnya, berdasarkan data investigasi geologi lokasi Bendungan Leuwikeris diapit dengan beberapa lokasi longsoran yang berada pada sisi hilir dan sisi hulu bendungan. Jadi timbunan Alluvial ini juga digunakan sebagai timbunan Counterweight Hulu, yaitu untuk penanganan longsoran pada sisi hulu yang sebagian kakinya masuk ke tubuh bendungan. Sedangkan pada penanganan longsoran di sisi hilir, menggunakan material random dan konstruksi Counterweight Hilir sudah dilakukan.
“Sekarang kami masih fokus mengerjakan progres galian di sisi hulu dan hilir bendungan. Kami harus mengejar progres galian sisi hilir bendungan, karena ada item pekerjaan Horizontal Drain dan Instrumentasi V-notch. Ada beberapa macam instrumentasi yang akan dipasang dalam tubuh bendungan. Tujuan instrumentasi bendungan ini untuk memantau perilaku dari bendungan, baik secara tekanan pori, rembesan (seepage), dan secara deformasi. Sedangkan pekerjaan galian di sisi hulu, untuk mengejar progres pekerjaan Main Cofferdam. Kami juga sedang fokus pada pekerjaan perbaikan pondasi yaitu Diafragma Wall yang ada pada area Zona Inti,” kata Fikri Fahmi.Sekarang di lapangan sedang melakukan timbunan di sisi hilir dengan material Ex Galian Spillway, dan pekerjaan Horizontal Drain, serta pekerjaan timbunan Rockfill yang ada di atas timbunan Ex galian Spillway Sisi Tasikmlaya dan timbunan Rip-rap pada bagian terluarnya. Juga pekerjaan Diafragma Wall pada area Zona Inti, dan pekerjaan galian pada sisi hulu dan sisi hilir.
# Paket 4 Progres Fisik 99,599% #
Proyek Pembangunan Bendungan Leuwikeris Paket 4 dikerjakan oleh Kontraktor PT.Waskita Karya (Persero) – PT. Hutama Karya (Persero)- PT. Basuki Rahmanta Putra KSO. Nilai kontrak pekerjaan paket 4 sebesar Rp 768,88 milyar termasuk PPN, dengan masa pelaksanaan dari Desember 2019 hingga akhir Desember 2021. Namun, karena berbagai masalah dan kendala di lapangan sehinggaa jadwal penyelesain proyek menjadi mundur atau addendum waktu sekaligus addendum biaya, juga karena timbul pekerjaan tambah. Nilai kontrak addendum terakhir yaitu Rp 804.367.999.394 ,- dan selesai kontrak pada tanggal 30 Juni 2022.
Project Manager Paket 4 PT. Waskita Karya (Persero)- PT.Hutama Karya (Persero) – PT. Basuki Rahmanta
Putra ( KSO)., Purnama Sigit. K, ST., mengungkapkan ; “Secara kontraktual, pekerjaan Major Item Bendungan Leuwikeris Paket 4, antara lain : Pekerjaan Jalan operasional yaitu Jalan Rigid menuju ke lokasi Quarry Batu untuk pekerjaan timbunan Main Dam, Konstruksi Underpass, Konstruksi Bangunan Pelimpah (Spillway), Pekerjaan Hidromekanikal dan Elektrikal. Selanjutnya, terdapat pekerjaan tambah yaitu pada pelaksanaan Jalan Operasional. Pada awalnya, merupakan jalan dengan menggunakan lapis penetrasi, kemudian diadakan review desain menjadi jalan menggunakan rigid. Alasan perubahan ini, mengingat beban yang melewati jalan tersebut merupakan angkutan berbeban berat, yaitu Dump Truck berisi batu hasil blasting pada lokasi quarry. Dengan alasan kekuatan dan life time dari perkerasan jalan tersebutlah, desain awal mengalami perubahan.”
Pekerjaan Spillway di Paket 4 mengerjakan pembetonan, sedangkan pekerjaan Galian di area Spillway di kerjakan oleh Paket 2 . Menurut Purnama Sigit, volume beton untuk pengecoran Spillway, beton Jemba-tan, beton Underpass dan beton untuk pekerjaan Jalan Rigid akses ke Quarry, total 229.264 m3 dan sudah selesai dikerjakan semuanya. Adapun progres total Paket 4 per tanggal 27 Maret 2022 sebesar 99,599%, dan sisa progres karena masih menunggu Test Commissioning. “Perlunya dibangun Underpass ketika itu, karena jalan dari proyek menuju Quarry melewati Jalan Utama Jawa Barat yang menyilang atau crossing. Sehingga dibangun Underpass di bawah Jalan Utama tersebut,” jelas Project Manager Paket 4 ini. Sedangkan selaku Deputy Project Manager Paket 4 adalah Ganda Permana, ST . MT dan Liberatus Silaen, ST.
Adakah review desain yang terjadi selama pelaksanaan proyek Paket 4 ? Purnama Sigit menjawab, ada beberapa review desain. Antara lain: Pertama, di area Spillway yaitu perubahan struktur di area rumah operasional, semula baja menjadi beton bertulang dengan pertimbangan kekuatan struktur dalam menyangga beban di atasnya yaitu adanya peralatan Hidromekanikal. Kedua, di area Jalan Operasional yaitu adanya penambahan rigid untuk akses Quarry Gunung Panghajar. Semula hanya LPA saja, menjadi rigid beton bertulang seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Terkait tantangan selama dalam pelaksanaan proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris Paket 4, Purnama Sigit mengungkapkan, ; “Tantangan secara sosial untuk area Spillway, khususnya di jalur akses kerja ada beberapa lahan yang belum bebas sehingga menghambat dalam mulainya pekerjaan Spillway. Akses tersebut baru bisa dilewati pada bulan Juli 2020, dimana untuk memulai pekerjaan harus membuat jalan alternatif pada area yang sudah bebas di lokasi tebing yang cukup curam.” Sementara tantangan secara teknis, sambungnya, metode pekerjaan harus memenuhi SOP dan tetap mengutamakan keselamatan kerja karena untuk sebagian besar pekerjaan ada di lokasi ketinggian, dan paket lain masih tahap konstruksi yaitu paket 1 dan paket 5 ketika itu, maka urutan pekerjaan sangat diutamakan agar tidak saling tumpang tindih pekerjaan dan rework.
Selain hal tersebut, dikarenakan pekerjaan Bendungan Leuwikeris ini dikerjakan dalam beberapa paket, sehingga sinergi pelaksanaan antar paket sangat dibutuhkan. Banyak pekerjaan yang saling bersinggungan, maka koordinasi yang baik menjadi kunci kesuksesan pembangunan Bendungan Leuwikeris ini. Musim hujan juga menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan proyek bendungan. Adapun metode percepatan untuk mengantisipasi dimusim hujan tersebut, ujar Purnama Sigit, antara lain : Pertama, menambah shift pekerjaan, awalnya 2 shift menjadi 3 shift. Kedua,untuk pekerjaan di lapangan khususnya item-item mayor dan pekerjaan pengecoran disesuaikan dengan siklus waktu hujan, agar tidak menghambat pekerjaan di lapangan. Ketiga, menambah jumlah pekerja diluar standar, untuk mengerjakan diwaktu musin hujan. Keempat, menambah alat atau pendukung lainya guna mengejar progres dengan memanfaatkan waktu cerah. []Umi.S
Baca juga : Pembangunan Bendungan Leuwikeris
Rencana Akan Berlanjut di Paket 6
Video liputan ke proyek ini bisa dilihat di YouTube Majalah TEKNIK KONSTRUKSI