Majalah Teknik Konstruksi.com -Edisi Agustus 2021
Proyek Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kab.Minahasa Utara, Prov. Sulawesi Utara
*PONDASI BENDUNGAN DIPERKUAT SECANT PILE DAN DIAFRAGMA WALL*
Terkait Dinding Halang (Diafragma Wall) pada Pondasi Bendungan Kuwil Kawangkoan, Manajer Proyek Paket 1 WIKA – DMT, KSO., Bismayoedi Wangsahadisapoetra, ST.,menjelaskan ; “Dari kajian Dinding Halang Bendungan Kuwil Kawangkoan, dengan pengujian Geolistrik hasilnya menunjukkan 2 lapisan utama yaitu pada kedalaman 0 – 10 meter,mengindikasikan kondisi jenuh air. Berikutnya, pada kedalaman lebih dari 10 meter mengindisikan kondisi tidak jenuh air. Sementara itu, dari hasil pengujian verticality test didapat hasil bahwa kemiringan maksimal tiap titik yang dikerjakan kurang dari 1%, sedangkan persyaratannya kurang dari 2 %. Sehingga, hasil Diafragma Wall sudah memenuhi persyaratan.”
Sementara tantangan secara teknis dalam pelaksanaan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Paket-1, Bismayoedi mengungkapkan, bahwa menjaga Kadar Air Optimum (OMC) pada Timbunan Inti bendungandungan (berupa tanah lempung) agar sesuai dengan persyaratan. Tindak lanjutnya, memaksimalkan pelaksanaan Timbunan Inti bendungan pada kondisi cuaca cerah. Selain itu, penggunaan terpal penutup pada Timbunan Inti jika kondisi hujan, maupun pada malam hari. Disamping tantangan secara teknis, juga ada non teknis. Diungkapkannya, Jalan Akses dari sumber Borrow Timbunan Inti menuju area pekerjaan harus melewati Jalan Desa Kuwil, dengan kondisi jalan sempit dan banyak aktivitas keseharian warga desa. Tindak lanjutnya, koordinasi aktif dan sosialisasi dengan warga setempat serta Aparat Desa Kuwil, untuk menghindari resiko lalulintas terhadap aktivitas warga. Disamping itu, pemeliharaan rutin Jalan Desa.
Adakah masalah signifikan yang menghambat skedul proyek yang direncanakan? “Adanya perubahan desain pondasi bendungan, yang persetujuannya harus direkomendasi oleh Balai Teknik Bendungan melalui tahapan sidang dengan Komisi Keamanan Bendungan (KKB ). Disamping itu, test keberhasilan perubahan desain pondasi bendungan meliputi Geolistrik dan Pumping Test sebanyak dua kali. Semua hal tersebut banyak menyita waktu. Sehingga pelaksanaan pekerjaan Timbunan Inti, harus tertunda atau belum bisa dikerjakan. Juga adanya perubahan lokasi Borrow Area Zona Inti yang berjarak 7 km dari Bendungan Kuwil Kawongkoan. Ditambah cuaca yang kurang mendukung pada pelaksanaan pekerjaan Zona Inti atau Zona-1,” jawab Bismayoedi.
Sementara masalah signifikan yang menghambat skedul proyek di Paket-2, Manajer Teknik Paket-2 PT Nindya Karya (Persero), Muhammad Iqbal, ST., mengungkapkan; “Pekerjaan tambah Bottom Outlet, yang tahap desainnya cukup memer-lukan waktu juga merupakan item pekerjaan baru, yang harus segera diselesaikan bersamaan dengan penyelesaian pekerjaan Sistem Intake, karena keberadaannya di Tunnel-1 di Sistem Intake. Sedangkan sesuai desain Bottom Outlet yang keberada-anya di Tunnel-1 tersebut, mengakibatkan perlu dilakukan perubahan atau penyesuaian metoda kerja pelaksanaan pekerjaan plugging. Berikutnya, pekerjaan Hidromekanikal yang dikerjakan oleh vendor spesialis, terdampak pada kondisi pandemi Covid- 19 sangat mempengaruhi kegiatan fabrikasi dan proses pengirimannya. Semua hal tersebut, yang menghambat skedul proyek yang kami rencanakan.”
Disamping itu masalah teknis lainnya, ungkapnya lagi, pada saat penggalian Terowongan Pengelak ada beberapa segmen penggalian yang mengalami keruntuhan atau over break yang cukup besar. Hal itu dikarenakan kondisi batuannya pada segmen tersebut sangat rapuh, dan jenis tanahnya Tuva Pasiran dengan nilai RMR (rock mass rating) di bawah 20. Bisa dikategorikan sebagai batuan very poor rock (batuan yang sangat lemah). Diameter penggalian sesuai desain adalah 8 meter, sedangkan keruntuhan yang terjadi bisa melebihi 3 meter diluar posisi desain yaitu pada bagian crown atau di posisi atas terowongan.
“Solusi untuk mengatasi masalah tersebut, kami melakukan pemasangan forepoling di awal, sebelum maju melakukan penggalian segmen selanjutnya untuk meminimalisir keruntuhan. Selain itu, kami juga melaku-kan metode penggalian setengah bagian atas yang digali lebih dulu, lalu dilanjutkan penggalian bagian bawah atau yang biasanya disebut dengan metode penggalian Bokong Semar. Setelah selesai tahapan tersebut, dilanjutkan dengan penyempro-tan shotcrete yang dipasang weremesh, rockbolt, terakhir pemasangan steelsupport,” jelas Iqbal. Diungkapkannya, progres paket 2 saat ini (Juli 2021-red) sudah 97,6%. Sisa progres 2,4 %, yang paling besar ada pada pekerjaan Hidromekanikal di Terowongan Pengelak dan pekerjaan plugging. Kendala pekerjaan Hidromekanikal adalah masih sedikit material hidromekani-kal yang belum tiba di lokasi proyek, karena beberapa kali terkendala lantaran pandemi Covid. Ada pembatasan jam kerja, dan staff vendor yang terpapar Covid serta kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid. Sementara itu, pekerjaan plug-ging cenderung masih diantisipasi, hanya perlu pengawasan lebih ketat pada pekerjaan terkait masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karena bekerja di dalam terowongan.
Terkait revisi desain pada pondasi Bendungan Kuwil Kawangkoan, Team Leader Konsultan Supervisi IK-DDC-MUI, KSO. , Drs. Siswanto, ST. , menjelaskan, bahwa usulan perbaikan pondasi bendungan Kuwil Kawangkoan telah dibuat dan dianalisa secara rinci. Kemudian disampaikan kepada Balai Bendungan dan telah dibahas dan dipresentasikan beberapa tahap. Pada tanggal 26 Maret 2019, melalui sidang Komisi Keamanan Bendungan (KKB) diterima dan disetujui, perbaikan pondasi Bendungan Kuwil Kawangkoan dengan Secant Pile Ø 1,00 m. Berupa beton plastis dengan overlap 0,40 m, kedalaman 35,00 dengan lebar jajar Secant Pile 153 m, jumlah 258 titik. Hasil pelaksanaan Secant Pile dievaluasi dengan beberapa tes, terdiri dari geolis-trik dan pumping test.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dapat disampaikan, bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan keberadaannya sudah sesuai yang diharapkan, dengan nilai permabilitas diperoleh k = 10 – 6. Namun, berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan pekerjaan, terindikasi ada beberapa titik hasil Secant Pile yang diprediksi masih kurang maksi-mal. Sehingga untuk permasalahan tersebut, perlu dilakukan penyempurnaan. Mempertimbangkan kondisi yang ada, ujarnya, sesuai bahasan koordinasi dengan Komisi Keamanan Bendungan, maka disepakati adanya usaha peningkatan keamanan pondasi Bendungan Kuwil Kawangkoan. Ada dua alternatif usaha peningkatan keamanan pondasi yang dilakukan. Antara lain ; Pertama, penebalan Secant Pile yang semula single row dibuat menjadi double row, pada beberapa tiang yang dianggap kurang maksimal untuk memotong lapisan akuifer, dengan overlap 0,4 m. Kedua, menambah lajur cut off wall dengan Diafragma Wall ( Kelly Grab ) terpisah dengan Secant Pile double row, untuk memperpanjang aliran (creep line). Sehingga memperkecil potensi erosi buluh pada Timbunan Inti. Kemudian, Diafragma Wall dengan menggunakan Kelly Grab dipasang di bagian hulu lajur Secant Pile jarak 1,50 m, dengan tebal 0,80 m berupa beton plastis, overlap 0,40 m, lebar 120,00 m sebanyak 50 titik dengan kedalaman 35,00 m.
Sehubungan dengan pekerjaan tambah, berupa pekerjaan Secant Pile dan Diafragma Wall pada Paket 1, juga ada pekerjaan tambah lainnya pada Paket 2. Lebih lanjut Siswanto menjelaskan, bahwa Bendungan Kuwil Kawangkoan direncanakan tanpa dilengkapi dengan adanya sarana Bottom Outlet maupun sarana emergency flow. Sehingga pada kondisi demikian, kebutuhan adanya instream flow pada saat penggenangan atau impounding tidak dapat dilakukan, apalagi adanya kebutuhan air untuk operasional PDAM sebesar 500 liter per detik. Sejalan dengan tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan Bendu-ngan Kuwil Kawangkoan, dan adanya himbauan dan arahan pada setiap rencana pelaksanaan impounding suatu konstruksi bendu-ngan disyaratkan, harus adanya kelengkapan sarana Bottom Outlet. Oleh karena itu, untuk melengkapi sarana dimaksud, Bendungan Kuwil Kawangkoan dibuat review desain yaitu pekerjaan tambah berupa penambahan sarana Bottom Outlet, yang dibuat dari pipa besi sch 40 Ø 500 yang keberadaannya ditempatkan pada Tunnel 1 di Sistem Intake. Tepatnya, di sudut sisi kanan Tunnel 1. Inlet EL.+ 60,30 dan Outlet EL. 52,00 , panjang 610,00 m. Pada bagian Inlet direncanakan dibuat bangunan penahan sedimen dan treshrack.
Sedangkan bagian Outlet, dilengkapi dengan sarana Gate Valve. Pipa besi di bagian hulu dari plugging primery sampai dengan plugging utama, diselimuti dengan beton bertulang K-225, tebal 0,30 m. Desain selimut dimaksud, karena keberadaan Pipa Bottom Outlet pada area panjang, harus bebas dari Operasional dan Pemeliharaan (OP) selalu di dalam air. “Manfaat Bottom Oulet diperlukan pada saat impounding, sebagai sarana pemenuhan kebutuhan instream flow dan kebutuhan air untuk operasional PDAM sebesar 500 lt/det, yang berjarak ± 15,00 km dari Bendungan Kuwil Kawangkoan. Total outflow direncanakan sebesar 1,96 m³/dt ( Instream flow 0,9 m³/det dan PDAM 1,06 m3/det ), pada kondisi MA EL. + 83, 60, debit outflow maksimum 2,789 m³/det. Pada sistem Bottom Outlet, dilengkapi pula dengan sarana pompa, kapasitas 500lt/dt. Sarana pompa diperlukan selama ± 8 jam dari EL. + 56,00 ( EL. dasar tunnel 1), sampai mencapai muka air (MA) pada EL. +60,30 ( inlet bottom outlet ). Pelaksanaan pekerjaan Bottom Outlet sebagian dikerjakan pada Paket 2. Selanjutnya, dari plugging utama ke rumah katup rencana dikerjakan pada paket 3 nantinya,” ungkapnya.
# Uraian selengkapnya bisa dibaca di Majalah TEKNIK KONSTRUKSI Edisi Agustus 2021, bisa diperoleh di Toko Buku terdekat. Atau untuk mendapatkan edisi terbaru setiap bulan dan yang ingin berlangganan, juga yang ingin pasang IKLAN bisa hubungi whatshaap marketing di web ini. Untuk Sisa Stock edisi sebelumnya bisa diperoleh di Tokopedia.