Majalah Teknik Konstruksi.Com – Terkait Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak di Seksi 2, Project Manager PP – WIKA, KSO., Rebimun menerangkan ; “Konstruksi di Seksi 2 dimulai dari Interchange Sayung ke arah Demak. Namun, lahan ke arah Demak belum bebas. Sehingga yang bisa dikerjakan, di daerah Sayung dan sebagian lahan di lokasi STA 12+900 s/d 22+750. Kondisi tanah di Seksi 2 ‘kurang bagus’, dan untuk tipikal konstruksi Embankment dengan panjang 7,424 km perlu dilakukan treatment soil improvement. Selain itu, ada juga tipikal konstruksi Slab On Pile, dengan panjang total 8,262 km. Kemudian sepanjang 623 meter terdiri dari konstruksi Jembatan I – Girder, dan jembatan yang paling panjang memiliki bentang 5 span dengan total bentang 170 meter.”
“Saat ini pekerjaan Jalan Tol Seksi 2, yang sudah dilaksanakan 8,5 km ditambah Interchange, karena lahannya baru bebas spot – spot. Progres lahan yang bebas, sekitar 60 % spot-spot. Progres fisik konstruksi di Seksi 2, sebesar 41% pada akhir Mei 2021,” ujarnya. Dijelaskannya, konstruksi jalan tol yang di atas embankment, hanya sepanjang 7,424 km. Itu karena berdasarkan data teknis vidalista, timbunan di atas 5 meter harus menggunakan konstruksi Slab On Pile, karena kondisi tanahnya jelek. Ketika dilakukan pemancangan pada kedalaman sekitar 50 meter, belum menemukan tanah keras. Apabila tanahnya langsung ditimbun, akan terjadi penurunan tanah atau ambles. Oleh sebab itu, menggunakan konstruksi Slab On Pile diameter 60 cm, dengan ketinggian maksimum 9 meter dari permukaan tanah. Daya dukung tiang pancang sebagian besar mengandalkan friction untuk Slab On Pile, yaitu dengan kedalaman sekitar 45-55 meter.
Manakah yang paling banyak tantangannya, diantara pekerjaan Embankment dengan pekerjaan Slab On Pile, yang dapat mengha-mbat progres konstruksi? ”Pekerjaan Embankment sepanjang 7,424 km. Pada pekerjaan tersebut sebelum melakukan timbunan, dilakukan pemancangan PVD dengan kedalaman 22-28 meter. Setelah itu, melaksanakan pekerjaan timbunan tanah. Berikutnya pekerjaan Preloading menunggu selama minimal 7 bulan, lalu Unloading. Terakhir, pekerjaan Rigid Pavement. Waktu tunggu preloading minimal 7 bulan tersebut, yang dapat menghambat progres konstruksi,” ungkapnya.
Jadi kendala lebih banyak di pekerjaan timbunan, lanjut Rebimun, karena tidak tahu persis kondisi tanah eksisting dan bervariasi. Sehingga tergantung masa konsolidasi, berapa lama? Diasumsikan masa konsolidasinya 9 bulan, sampai dengan 1 tahun. Apabila masa konsolidasinya ternyata lebih dari itu, membutuhkan waktu lagi untuk evaluasi masa penurunan tanahnya. “Masalah teknik pada pekerjaan timbunan adalah simple, karena dikerjakan per layer dan hanya masalah waktu. Berbeda halnya, pada pekerjaan tiang pancang adalah masalah safety karena ada hubungannya dengan alat berat, dikhawa-tirkan terguling. Namun jika terkait dengan waktu, paling cepat pekerjaan tiang pancang. Jadi progres lebih cepat di pekerjaan Slab On Pile,” ujarnya.
#Uraian selengkapnya bisa dibaca di Majalah TEKNIK KONSTRUKSI Edisi Juni 2021, yang dapat diperoleh di Toko Buku terdekat. ATAU untuk mendapatkan edisi terbaru dan yg ingin berlangganan bisa menghubungi nomor WA di website ini (www.majalahteknikkonstruksi.com)
SISA STOCK edisi sebelumnya bisa diperoleh secara On Line di TOKOPEDIA
Bagi yang ingin pasang iklan di majalah teknik konstruksi cetak dan on line silahkan tekan WhatShaap di web ini.