Majalah TEKNIK KONSTRUKSI.com – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cidanau Ciujung Cidurian (C3), Ir.Saroni Soegiarto M.Eng., menyampaikan; “Kegiatan konservasi sumber daya air di sini (BBWS C3), yaitu selain kegiatan proyek pembangunan Bendungan Karian, juga proyek pembangunan Bendungan Sindangheula yang sudah selesai pelaksanaannya pada tahun 2019 lalu.“
Sementara harapan saya, lanjut Kepala Balai, untuk pembangunan Bendungan Karian agar cepat selesai. Saat ini progresnya masih on schedule bahkan deviasi positif 4%, dan target selesai akhir tahun 2021. Kegiatan infrastruktur lainnya di sini adalah rehabilitasi Situ. Sementara Situ yang menjadi kewenangan kami sebanyak kurang lebih 60, yang sebagian besar terjadi pendangkalan dan adapula yang diokupasi oleh masyarakat. Tujuan rehabilitasi Situ-Situ tersebut, untuk dikembalikan pada fungsinya.
“Kegiatan pendayagunaan sumber daya air di BBWS C3 yaitu kegiatan di Daerah Irigasi (DI) Ciujung, DI Cibaliung, DI Ciliman, serta penyediaan air baku, dan long storage. Juga intake PDAM Kragilan, yang kini masih dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2020. Kemudian rehabilitasi DI Cibaliung dibangun dengan dana APBN untuk bagian kiri. Sedangkan tahun 2021 akan dibangun sebelah kanan dengan dana Loan Korea tetapi sekarang masih tender,” jelasnya.
Lebih lanjut Kepala Balai menjelaskan, jika Loan Korea sudah disetujui maka tahun depan ada kegiatan penyediaan air baku dari Bendungan Karian Timur ke Serpong dan Jakarta Barat yang disebut KSCS (Karian Serpong Conveyance System-red). Sedangkan Karian Barat akan ditawarkan kepada swasta dengan sistem KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha) untuk mengembangkan SPAB atau Saluran Pembawa Aliran Baku Karian Barat. Namun, saat ini masih dalam pembahasan. “Berikutnya, kegiatan pengendalian daya rusak sumber daya air yaitu pekerjaan di Sungai Ciujung yang mendapat dana loan dengan membangun tanggul di kiri dan kanannya, dilaksanakan sampai dengan tahun 2022. Disamping itu, pekerjaan Pengamanan Pantai di Pantai Anyer, dan Pantai Carita pada akhir tahun 2020 ini selesai. Kemudian di Pantai Tanjung Lesung (MYC), yang garis pantainya mundur karena abrasi. Kegiatan proyek Pengamanan Pantai di Tanjung Lesung masih akan tender,” ungkap Kepala Balai.
Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWS C3), Yubra Arnasa, ST.M.Eng., menjelaskan; ”Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) membawahi DSEB atau Danau Situ Embung dan Bendungan. Namun, di BBWS C3 tidak ada kegiatan danau. Di Banten ada danau, tetapi belum ada kegiatan yang bisa dilakukan di danau tersebut. Kegiatan infrastruktur yang utama yaitu pembangunan bendungan dan situ. Sementara di BBWS C3 ini ada kegiatan dua bendungan, yakni Bendungan Karian dan Bendungan Sindangheula.”
Terkait dengan proyek Pembangunan Bendungan Karian, Yubra Arnasa mengungkapkan; ”Rencana awal kegiatan di proyek Bendungan Karian selesai pada tahun 2019 lalu. Tetapi akibat masalah pembebasan lahan yang belum tuntas, bahkan pada tahun 2019 masih banyak lahan yang belum bebas. Namun tahun 2020 ini, sudah banyak lahan yang bisa dibebaskan. Sehingga pekerjaan fisik proyek Bendungan Karian bisa dikejar, meskipun jadwal penyelesaian proyek mundur. Ditargetkan pada akhir tahun 2021, proyek pembangunan Ben-
dungan Karian bisa tuntas.”
PPK Bendungan BBWS C3, Zulfan Arief Mustafa, ST, MT ; “Saat ini (awal November 2020-red) progres pembebasan lahan sekitar 58% dari total luas lahan 2.226,44 hektar. Lahan yang belum bebas sebagian besar di tepi genangan, tetapi sekarang sudah proses finishing. Lamanya proses pembebasan lahan, karena terlalu banyak bidang yang harus dibebaskan, ada sekitar beberapa ribu bidang. Bahkan ada 11 sekolahan yang harus direlokasi. Tahun depan ada rencana pembelian tanah untuk 11 sekolahan tersebut dan membangunkan sekolahan yang baru.” Kendala yang juga dihadapi dalam pelaksanaan proyek ini adalah pengadaan material batu yang digunakan sebagai pengisi tubuh bendungan. Berdasarkan desain awal, material batu diperoleh dari quarry di sekitar Gunung Geblegan,Lebak. Lokasi Gunung Glebegan berjarak sekitar 19 kilometer dari lokasi Bendungan Karian. Namun, dalam pelaksanaannya tim pembebasan lahan terkendala status kepemilikan tanah sebagian besar lahan quarry, sehingga proses pembebasan lahan tidak dapat dilanjutkan. Selain itu, lahan yang sudah bebas tidak dapat diurus izin usaha pertambangannya.
Berikutnya, lanjut Zulfan, material timbunan batu yang dibutuhkan untuk pembangunan Bendungan Karian total 1.076.000 m3. Karena quarry Gunung Geblegan tidak dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan tersebut, diperlukan analisa dan justifikasi yang baru dari konsultan, untuk mencari quarry sumber material di lokasi lain. Dalam prosesnya mengalami beberapa hambatan, tetapi pada bulan September 2019 berhasil menemukan quarry di tempat lain yang berjarak 70 km dari lokasi bendungan. Berbeda jauh dengan lokasi quarry rencana sebelumnya, yang direncanakan berjarak 19 km. “Dalam satu tahun terakhir, proyek Bendungan Karian sudah mengambil material batu di quarry yang baru, berjarak 70 km dari lokasi bendungan. Sehingga kendala material sudah tidak ada lagi. Kini progres pekerjaan timbunan tubuh bendungan 65%, terhadap total timbunan tubuh bendungan tersebut. Dan progres fisik total pembangunan Bendungan Karian per 9 November 2020 adalah 77,3 %,” ujarnya.
# Uraian selengkapnya ditulis dan diterbitkan di Majalah TEKNIK KONSTRUKSI Edisi DESEMBER 2020.
Bisa diperoleh di toko buku terdekat. ATAU hubungi www.majalahteknikkonstruksi.com
Sisa stock bisa diperoleh juga di Tokopedia dan Bukalapak.